BI: Ekonomi Sumut TR III 2020 Diperkirakan Membaik

  • Bagikan
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Wiwiek Sisto Widayat (kiri) dan wakilnya Ibrahim berbicara kepada wartawan Senin (7/9). Beritasore/Laswie Wakid
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Wiwiek Sisto Widayat (kiri) dan wakilnya Ibrahim berbicara kepada wartawan Senin (7/9). Beritasore/Laswie Wakid

MEDAN (Berita): Ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2020 diperkirakan membaik karena perbaikan akan terjadi di seluruh sektor utama.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal itu kepada wartawan Senin (7/9).

Ia menyebut membaiknya ekonomi Sumut itu karena permintaan domestik dan eksternal diperkirakan mulai picking up pada triwulan III seiring dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19 dan adaptasi aktivitas kenormalan baru.

Wiwiek menyebut seluruh sektor yang mulai bergerak yakni konsumsi rumah tangga dimana sebagian tenaga kerja mulai bekerja seiring dengan pelanggaran pembatasan sosial qditambah pencairan gaji ke 13 bulan Agustus 2020.

Dari sisi konsumsi pemerintah, realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana Desa yang masih on track. Rencana realisasi dana penanganan bencana Covid-19 untuk kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi. Sisi investasi, realisasi investasi untuk maintenance rutin dan replanting masih berjalan on track.

Berlanjutnya pembangunan infrastruktur strategis pemerintah dan proyek kelistrikan multiyears.

Dari sisi ekspor, terjadi peningkatan permintaan eksternal pasca penundaan akibat lockdown di beberapa negara mitra dagang Pasokan bahan baku komoditas ekstraktif yang melimpah turut mendukung ekspor. Peningkatan impor barang baku dan barang modal seiring dengan perbaikan permintaan ekspor dan domestik.

“Perbaikan diperkirakan terjadi pada seluruh sektor utama,” katanya.

Sektor pertanian Industri yakni pasokan perkebunan melimpah karena cuaca yang mendukung. Peningkatan aktivitas produksi peternakan dan perikanan sejalan dengan permintaan yang mulai naik.

Di industri pengolahan, kinerja industri karet, sawit, dan kopi meningkat sejalan dengan perbaikan permintaan eksternal.

“Membaiknya daya beli masyarakat seiring dengan sebagian TK yang telah kembali bekerja, program JPS yang masih berjalan  dan pencairan gaji-13 ASN di bulan Agustus.

Pembukaan kembali pusat – pusat perbelanjaan meski belum optimal,” ungkap Wiwiek.

Sektor konstruksi, berlanjutnya pembangunan infrastruktur strategis pemerintah dan proyek kelistrikan multiyears Percepatan realisasi Program Padat  Karya Tunai dari Kemenhub, Kemen  PUPR, dan Kementan Kinerja industri logam dasar meningkat didorong oleh  penyerapan domestik.

Proyeksi Skenario Berat

Begitu pun Wiwiek menyebut dalam skenario berat, proyeksi ekonomi Sumut diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dan diperkirakan tumbuh pada pada kisaran 0,3 persen – 0,7 persen (yoy) dengan asumsi penurunan PDB Dunia dan harga komoditas yang jauh lebih dalam dari sebelumnya.

Menurut Wiwiek, skenario yang sangat berat itu ada beberapa dampak, yakni adanya dampak langsung perdagangan internasional akibat pertumbuhan ekonomi Tiongkok turun 5 persen dari baseline.

“Kemudian dampak langsung penurunan devisa wisman akibat penutupan pintu masuk bagi wisman selama 9 bulan. Dampak dari penurunan pertumbuhan PDB Dunia turun 3,4 persen dari baseline serta penyesuaian harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.

Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara masih berpotensi untuk tumbuh lebih kuat lagi dengan kebijakan pemulihan ekonomi yang tepat sasaran dibarengi dengan penanganan kesehatan yang optimal. “Dalam penanganan kesehatan perlu diperkuat untuk mencegah risiko terhambatnya kegiatan ekonomi,” ujarnya.

Diharapkan kebijakan pemulihan ekonomi akan optimal apabila dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan dan  meningkatkan kegiatan 3 T (testing, tracing dan treatment).

“Kebijakan pemulihan ekonomi telah dijalankan untuk meminimalisir dampak pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi akibat PHK. Kebijakan tersebut antara lain melalui kebijakan restrukturisasi kredit UMKM sertapenyaluran social safety net bagi masyarakat terdampak melalui refocusing APBD,” jelasnya.

Namun demikian, dengan  perkembangan capaian perekonomian di triwulan II, pemerintah perlu upaya ekstra untuk mendorong ekonomi terutama pada triwulan IV agar keseluruhan tahun masih  dapat tumbuh positif. (Wie)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan