PANYABUNGAN (Berita): Bunda Paud Madina Eli Mahrani Jafar Sukhairi Nasution mengatakan, banyak orangtua mengartikan pendidikan tanggung jawab guru di sekolah. Selayaknya, orangtua juga sebagai madrasah pertama bagi anak.
“Pendidikan karakter, menjadi penting, karena pendidikan karakter dan kemampuan kognitif tidak bisa dipisahkan,” ujar Bunda PAUD Madina saat sosialisasi transisi Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) ke SD (Sekolah Dasar) menyenangkan di aula Hotel Rindang, Dalanlidang, Kec. Panyabungan, Madina, (18/7).
Eli Mahrani mengungkapkan, jika anak dibentuk dari lingkungan yang baik, dengan etika yang baik, orangtua yang baik, ke depan kemampuan bertoleransi akan terlihat mulai dari tingkat Paud.
Eli mengatakan, pemerintah sudah meluncurkan merdeka mengajar yaitu transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
Peluncuran program ini, kata Eli, karena adanya masalah fundamental pada pembelajaran pada pembelajaran pertama di Paud. “Seringkali dianggap paling penting Calistung (baca, tulis, hitung),” lanjutnya.
Pembelajaran Calistung, kata Eli, dianggap hal wajib. Bahkan, menimbulkan suatu kebanggaan bagi orangtua. “Bahkan ada orangtua merasa takut anaknya ketinggalan pandai Calistung dan diberikan pembelajaran lebih,” kata Eli.
Hal itu, kata Eli, dapat membuat anak trauma untuk belajar. Karena anak melihat belajar menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Turut hadir Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution, Bunda Paud Madina Eli Mahrani Jafar Sukhairi Nasution, Kepala Dinas Pendidikan Madina Dollar Hafriyanto Siregar, Kabid Paud Nur Habidah, dan pimpinan OPD lainnya.
Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Madina telah menyelenggarakan sosialisasi transisi Paud ke SD.
Pendidikan bagi anak, kata Sukhairi, harus dimulai sejak dini. Anak diibaratkan kertas putih yang bersih. “Kita sebagai orangtua yang mengisi tulisan tersebut. Kita ingin anak kita seperti apa dan jadi apa. Baik buruk anak tergantung kita orangtuanya,” kata Sukhairi.
Sukhairi juga kembali mengingatkan salat subuh berjamaah bagi pelajar. Menurut dia, anak juga harus dibekali dengan ilmu agama. “Fondasi agamanya juga harus kuat,” tegas Sukhairi. (irh)