Jakarta (Berita): Ribuan orang pada Rabu (8/4) bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas setempat mencabut larangan warga berpergian selama lebih dari dua bulan di kota yang merupakan asal muasal pandemi virus corona (Covid-19) itu.
Pencabutan yang dilakukan pada tengah malam Selasa (7/8) itu mengakhiri isolasi Wuhan dari sebagian besar aktivitas sejak Januari. Pemerintah China mulai memberlakukan kebijakan lockdown usai gagal menahan penyebaran Covid-19.
AFP melaporkan kerumunan orang memenuhi stasiun kereta untuk mengejar transportasi umum pertama yang keluar dari Wuhan.
“Wuhan telah kehilangan banyak dalam pandemi ini dan warga Wuhan telah membayar mahal,” kata seorang pria berusia 21 tahun yang dipanggil Yao saat menuju restoran di Shanghai untuk bekerja.
Partai Komunis yang berkuasa di China telah menerapkan lockdown kepada puluhan juta orang, dimulai dari Wuhan kemudian seluruh provinsi Hubei sejak 23 Januari. Kebijakan ini kemudian diikuti berbagai negara di seluruh dunia buat menanggulangi Covid-19.
Meski demikian lockdown tidak menghentikan penyebaran Covid-19 di China lantas dunia.
Dari perhitungan resmi, kematian karena Covid-19 telah anjlok dalam beberapa pekan terakhir. Otoritas China menyatakan pada Selasa tidak ada kematian yang tercatat dalam 24 jam, ini adalah hari bebas kematian pertama sejak China mulai menerbitkan angka pada Januari.
Warga Hubei dan ibukotanya, Wuhan, telah dikurung di rumah selama sekitar dua pekan usai pembatasan mulai diredakan yang kemudian memicu dimulainya kunjungan dari daerah lain. Otoritas menunggu hingga Rabu untuk mengizinkan arus ke luar Wuhan.
Menurut perhitungan resmi China, lebih dari 81 ribu orang di Hubei terinfeksi Covid-19. Catatan kematian di provinsi ini mencapai 3.300 orang. (cnn/fea)