Corona ‘Memaksa’ Sabang Tolak Empat Kapal Pesiar

  • Bagikan
Corona 'Memaksa' Sabang Tolak Empat Kapal Pesiar
Corona 'Memaksa' Sabang Tolak Empat Kapal Pesiar

JAKARTA (Berita): Sejak Corona Virus Deasese 2019 (Covid-19) melanda seantero dunia, kedatangan kapal pesiar yang membawa turis papan atas ditolak di sejumlah Daerah Tujuan Wisata (DTW) Indonesia, salah satunya di Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh.

“Sudah 4 kapal pesiar yang kami tolak bersandar atau berlabuh ke Sabang awal tahun ini, dengan rincian untuk bulan Februari ada 1 kapal, dan Maret sebanyak 3 kapal pesiar,” terang Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Sabang Faisal kepada Waspada, Jumat (3/4/2020).

Penolakan itu, lanjutnya, bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ke Kota Sabang demi menjaga Sabang sebagai kota wisata aman dari penyakit virus mematikan tersebut yang saat ini sedang mewabah di berbagai negara sebagaimana ditegaskan oleh Wali Kota (Walkot) Sabang, Nazaruddin, belum lama ini.

Penundaan kedatangan cruise tersebut, sambung Faisal dilakukan Walkot Nazaruddin karena adanya imbauan dari WHO terkait antisipasi Covid-19 mengingat virus tersebut sudah menyebar ke negara tetangga seperti Thailand, Singapura, dan negeri jiran Malaysia.

Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) selaku pengelola pelabuhan BPKS diminta Walkot Nazaruddin agar menunda sementara kedatangan kapal pesiar ke Sabang demi menjaga masyarakat Sabang dari bahaya virus Corona.

Kapal pesiar pertama yang Sabang tolak, lanjut Faisal yakni kapal pesiar M.S. Artania Cruise pada tanggal 16 Februari 2020. Kapal itu mengangkut 2.500 penumpang dari berbagai negara.

Selanjutnya kapal pesiar M.S. Norwegian Jade yang membawa 2.500 penumpang tanggal 3 Maret 2020, lalu M.S. Seabourn Sorjoun sebanyak 1.200 penumpang (16/3), dan M.S. Marella Discovery yang membawa 2.500 penumpang pada 31 Maret 2020.

Bukan hanya wisman kapal pesiar, tapi juga wisman yang masuk lewat pintu apapun seperti dengan yacht, pesawat dari Bandara Udara Maimun Saleh, maupun kapal cepat dan kapal ferry dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh ke Pelabuhan Balohan, Sabang juga ditolak.

“Kapal cepat dari dua pelabuham itu juga sudah dihentikan operasinya, tinggal kapal roro yang khusus angkut sembako,” ungkap Faisal seraya menambahkan pada intinya kunjungan wisman ke Sabang lebih dulu dilarang, kemudian baru wisnus sejak tanggal 26 Maret 2020 karena semua objek wisata di Sabang sudah ditutup untuk sementara sampai kondisi benar-benar normal kembali.

Terkait Video Conference (Vidcon) yang digelar Dinas dan Kebudayaan (Disbudpar) Provinsi Aceh Rabu, 1 April 2020, Faisal mengatakan pihaknya bersama beberapa Kadispar Kabupaten/Kota di Aceh lainnya mengikuti Rapat Koordinasi tersebut yang dipimpin langsung oleh Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin didampingi Sekretaris beserta beberpa Kabid di lingkungan Disbudpar Aceh.

Dalam Vidcon yang berlangsung lebih kurang selama 1 1/2 jam itu membahas terkait penanganan dan pencegahan Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan terhadap sektor pariwisata di Aceh.

Menurut Faisal pariwisata selama ini merupakan salah satu sektor andalan Kota Sabang. “Dengan terjadinya pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang besar bagi sektor pariwisata,” akunya.

Langkah-langkah antisipasi penanganan Covid-19 yang telah dilaksanakan oleh Pemko Sabang, lanjut Faisal di antaranya menunda sejumlah event/kegiatan, melakukan sosialisasi/edukasi kepada pelaku wisata untuk menyediakan sanitizer, dan menutup tempat objek-objek wisata di Kota Sabang.

“Tentunya juga menolak kedatangan kapal pesiar alias cruise,” tambah Faisal.

Berdasarkan data perkembangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Sabang per tanggal 3 April 2020, tercatat ada 1 Pasien dalam Pengawasan (PDP), 22 Orang dalam Pemantauan (ODP) , 1 hasil Lab Covid-19 negatif, dan 1 PDP yang sudah pulang.

“Alhamdulillah warga Sabang yang positif Corona sampai hari ini tidak ada,” pungkas Faisal. (waspada.id/Adji K.)

Berikan Komentar
  • Bagikan