FIFA Dukung Pemain Bundesliga Bela Floyd

  • Bagikan

ZURICH (Berita): Para pesepak bola Bundesliga Jerman yang menyerukan keadilan bagi George Floyd selama pertandingan justru layak mendapat dukungan, bukan malah diberi sanksi.

Demikian ditegaskan Presiden FIFA Gianni Infantino (foto). “Untuk menghindari keraguan, demonstrasi oleh pemain baru-baru ini pada laga Bundesliga seharusnya mendapat tepuk tangan dan bukan hukuman,” tegasnya, seperti dikutip dari AFP, Rabu (3/6).

Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) sedang menyelidiki aksi Jadon Sancho dan Achraf Hakimi dari Borussia Dortmund. Juga gelandang FC Schalke asal AS Weston McKennie dan striker Borussia Moenchengladbach asal Prancis, Marcus Thuram. Mereka semuanya memberikan tanda hormat kepada Floyd akhir pekan lalu pada spieltag 29 Bundesliga.

Floyd yang berkuit hitam, meninggal pekan lalu setelah seorang polisi kulit putih di Minneapolis menekan lututnya ke leher korban yang diborgol selama beberapa menit. Insiden ini telah memicu protes keras selama berhari-hari di seluruh Amerika Serikat.

“Kita semua harus mengatakan tidak pada rasisme dan segala bentuk diskriminasi,” klaim Infantino.
“Kita semua harus mengatakan tidak terhadap kekerasan. Segala bentuk kekerasan,” katanya menambahkan.

Sebelumnya FIFA meminta liga sepakbola untuk menggunakan akal sehat mereka ketika memutuskan apakah akan mendisiplinkan pemain sepak bola yang menampilkan pesan politik.

“FIFA sepenuhnya memahami kedalaman sentimen dan kekhawatiran yang diungkapkan oleh banyak pemain mengingat situasi tragis kasus George Floyd,” kata badan sepakbola dunia itu dalam satu pernyataannya.

Setelah mencetak gol dalam kemenangan Dortmund atas tuan rumah Paderborn, Sancho menyingkapkan bajunya dengan tulisan “Justice for George Floyd”.

Rekan setimnya Hakimi dan McKennie menyatakan seruan yang sama untuk keadilan. Sedangkan Thuram, putra pemenang Piala Dunia Lilian Thuram, berlutut setelah mencetak gol untuk Gladbach demi mengenang Floyd.

Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB), anggota parlemen olahraga itu, melarang para pemain menunjukkan “semboyan, pernyataan atau gambar politik, agama atau pribadi”.

Namun menunjuk kampanye anti-rasisme sendiri, FIFA mengisyaratkan bahwa tidak ada tindakan yang harus diambil terhadap Sancho, Hakimi ataupun McKennie.

“Penerapan hukum permainan yang disetujui oleh IFAB diserahkan kepada penyelenggara kompetisi yang harus menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan konteks seputar peristiwa tersebut,” kata FIFA.

DFB sedang menyelidiki para pemain sesuai dengan hukum IFAB, meskipun presiden Fritz Keller mengatakan dia memahami tindakan mereka.

“Jika orang didiskriminasi karena warna kulit mereka, itu tak diperbolehkan,” beber Keller.

“Jika mereka mati karena warna kulit mereka, maka saya sangat terganggu. Para korban rasisme membutuhkan semua solidaritas kita,” tambahnya.

Sancho diganjar kartu kuning setelah mengungkapkan pesan untuk merayakan gol melawan Paderborn. DFB mengatakan kartu kuning itu sebenarnya diberikan karena dia mengangkat bajunya melebihi atas kepalanya.

“Ini didefinisikan di bawah aturan nomor 12 sebagai perilaku yang jelas-jelas bertentangan dengan aturan dan harus dilihat secara independen terlepas dari pesan politik,” jelas Lutz Michael Froehlich, kepala unit wasit elit DFB.

“Wasit tidak mungkin membuat keputusan selama pertandingan tentang slogan, pesan atau gambar politik, agama atau pribadi,” papar Froehlich. (m15/afp)

Berikan Komentar
  • Bagikan