MEDAN (Berita): Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia Prof Ridha Dharmajaya memprediksi, kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal teknologi AI (artificial intellegent) ke depannya akan semakin mempersempit lowongan kerja bagi masyarakat.
Paling lama dalam waktu 20 atau 30 tahun ke depan , jika penggunaan teknologi AI akan semakin massif maka peluang lapangan pekerjaan semakin menyempit.
“Sekarang ini saja sudah ada mobil tanpa pengemudi, bila penggunaan mobil demikian semakin massif maka bukanlah suatu prediksi yang berlebihan bila ke depannya lowongan kerja sebagai driver akan semakin berkurang,” ujar Prof.Ridha Dharmajaya, Rabu (16/8) di Medan.
Prof Ridha menambahkan, mekanisasi aspek lini kehidupan manusia sulit untuk dihindari termasuk di bidang kesehatan dan produksi barang serta jasa, bukan hanya transportasi.
“Di tengah ancaman serius teknologi AI ini, generasi kita menggunakan gadget dengan tidak pola yang sehat akibatnya produktifitas dan kualitas juga menurun. Ujungnya bila skill khusus tidak ada, maka sulit akan mendapat pencaharian,” sebut Guru Besar USU ini.
Oleh sebab itu, tambah Prof Ridha, generasi kita sekarang ini ke depannya bukan hanya bersaing dengan sesamanya tapi juga harus ‘bersaing’ dengan mesin.
Untuk itulah kita terus mengedukasi masyarakat agar menggunakan gadget dengan cara yang benar supaya tidak berdampak fatal pada kesehatannya. Sebab jika sudah mengalami dampak fatal otomatis kualitas dan produktifitas menurun.
” Jika sudah demikian, jangankan bersaing dengan mesin, dengan sesama saja akan sulit. Akibatnya tingkat pengangguran semakin meninggi , pada saat itu bonus demografi akan menjadi bencana demografi pada bangsa,” prediksi Guru Besar Ilmu Bedah Saraf FK USU ini.(att)