Gunung Sitoli Deflasi 0,01 Persen Terendah Nasional

  • Bagikan
Kabid Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar. Beritasore/ist
Kabid Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar. Beritasore/ist

MEDAN (Berita): Pada Juli 2020 Kota Gunung Sitoli mengalami deflasi sebesar 0,01 persen, sekaligus menjadikannya deflasi terendah secara nasional dari total 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia bersama empat kota lainnya yakni Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukumba yang juga deflasi 0,01 persen.

Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Dinar Butar-butar mengatakan hal Itu kepada wartawan di kantornya Selasa (4/8).

Ia menjelaskan pada Juli 2020, seluruh kota IHK di Sumatera Utara juga deflasi, yaitu  Sibolga sebesar 0,31 persen; Pematangsiantar sebesar 0,76 persen; Medan sebesar 0,21 persen; Padangsidimpuan sebesar 0,25 persen; dan Gunung Sitoli sebesar 0,01 persen.

Dengan demikian, gabungan 5 kota IHK di Sumatera Utara pada Juli 2020 deflasi 0,25 persen. Deflasi itu lebih tinggi dibanding nasional sebesar 0,10 persen.

Dinar menyebut andil deflasi di lima kota itu paling utama daria harga bawang merah yang turun diikuti daging ayam ras. Sedangkan di Medan ditambah dengan komoditi bawang putih, udang basah, sawi hijau dan kelapa.

Pada Juli 2020, Medan tercatat deflasi 0,21 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,94 pada Juni 2020 menjadi 102,72 pada Juli 2020. “Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga dari beberapa kelompok komoditi,” kata Dinar.

Kelompok yang ditunjukkan, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,93 persen; kelompok transportasi sebesar 1,60 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks yaitu, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,64
persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,45 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,94 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,57 persen.

“Sementara kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok pendidikan tidak  mengalami perubahan indeks,” ungkapnya.

Komoditas utama penyumbang deflasi selama Juli 2020 di Medan, antara lain bawang merah, angkutan udara, daging ayam ras, bawang putih, udang basah, sawi hijau, dan kelapa.

Dari 24 kota IHK di Pulau Sumatera, 19 kota tercatat deflasi. Deflasi tertinggi di Pematang Siantar sebesar 0,76 persen dengan IHK sebesar 102,39 dan terendah di Gunung Sitoli sebesar 0,01 persen dengan IHK 103,29. Inflasi tertinggi di Tanjung Pinang (0,34 persen) dan terendah di Pangkal Pinang (0,06 persen).

Sedangkan dari 90 kota IHK di Indonesia, inflasi tertinggi di Timika (1,45 persen) dan terendah Jember & Banyuwangi (0,01 persen). Deflasi tertinggi di Manokwari (1,09 persen) dan deflasi terendah di Gunung Sitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukumba sebesar 0,01 persen. (Wie)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan