MADINA (Berita): Sesaat setelah peringatan hari pendidikan nasional di Lapangan Merdeka Natal, Selasa (2/5), Camat Natal Ali Sahbana Nasution menyampaikan keprihatinan karena guru berprestasi tidak lulus PPPK.
“Selesai upacara Hardiknas tadi, sudah saya panggil ke ruangan camat. Saya juga prihatin terhadap Pak Guru itu,” ujar Ali Sahbana Nasution menjawab waspada.id dan beritasore.co.id melalui saluran telepon seluler.
Camat Natal Ali Sahbana Nasution menjadi pembina upacara Hardiknas, pemimpin upacara Bapak Zoelfrinsyah dihadiri sejumlah tokoh masyatakat termasuk Ali Anapiah, SH mantan anggota DPRD Madina dua periode.
“Iya, saya melihat Pak Guru dipanggil Pak Camat di ruangan,” ujar Ali Anapiah, Ketua Umum Lembaga Adat Budaya Ranah Nata (Labran) Kec. Natal, Kab. Mandailing Natal.
Guru berprestasi di salahsatu SDN di Natal, tidak lulus seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), padahal sudah mengabdi 17 tahun.
Namanya Syaripuddin, SPd.I, MM, sudah mengajar sejak 2007. “Apa yang saya lakukan seperti tak dianggap. Sangat sedih, pedih, hampa rasanya,” ujar Syaripuddin
Guru honorer SDN ini mengungkapkan, SD tempat dia mengajar sering juara 1 lomba di kabupaten dan dia melatihnya. Bahkan, perwakilan dari kecamatan ke kabupaten, dia juga yang dipercaya melatih dan membawa anak didik dan “alhamdulillah sering juara.”
“Banyak lomba, saya dipercaya untuk melatih. Bahkan, saya mulai dari 2007 sampai sekarang sebagai MC acara-acara nasional dan bahkan pelatih tari adat Natal yang sering ditampilkan di kabupaten bahkan Sumut,” katanya.
Bahkan, kendati dia mengajar bidang studi Agama Islam, tapi dia benar-benar multitalenta. Dia guru serba bisa. Tak perlu heran, kalau di Kec. Natal banyak yang tahu apa yang sudah dia perbuat untuk pendidikan.
“Tapi, ternyata semuanya hampa. Seperti tidak ada penghargaan samasekali,” ujar Syaripuddin dengan suara bergetar.
Guru honorer SDN yang menyelesaikan S2 di Sumatera Barat ini (2021), mengungkapkan, dia merasa sangat terpukul. Syaripuddin pernah berniat mengadu kepada Bupati Madina, Gubsu, Menteri Pendidikan atau Presiden RI.
Dia juga sudah pernah berniat berhenti mengajar. “Bahkan, saya sampaikan langsung kepada kepala sekolah untuk berhenti. Kepala sekolah tidak memberi. Karena, kata kepsek, siapa lagi yang mengurus dan melatih anak-anak kita. Jadi, yang lain ngapain?,” ujarnya.
Syaripuddin mengaku tak ingat persis berapa kali mereka juara 1 pildacil dari Kec. Natal dan juga busana muslim. Dan dia pelatihnya. Begitu juga lomba yang lain, baik puisi, pidato, dll.
Dia mengungkapkan, prestasi diukir sudah banyak. Syaripuddin pelatih pildacil, drumband, puisi, pidato, busana muslim, pelatih kesenian dan pernah juara di kabupaten. (irh)