Ibnu Azis : COVID-19 Ada Dan Sakit Sekali

  • Bagikan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang,  Ibnu Azis, SKM
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang,  Ibnu Azis, SKM

KUALASIMPANG (Berita) : COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.

Hingga kini COVID-19 terus melanda, sadar tidak sadar kita harus merasa prihatin dengan kondisi ini. Dan berupaya terus meningkatkan imun tubuh dan menerapkan Protokol Kesehatan (Protkes).

Di masa pandemi COVID-19, orang dengan penyakit penyerta (komorbid) merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terpapar virus.

“COVID-19 itu ada dan sakit sekali. Saya salah satu pasien COVID-19,” sebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang,  Ibnu Azis, SKM disela – sela kesibukannya,

Lelaki berkulit putih berwajah ganteng ini setiap hari selalu sibuk dengan aktifitasnya dimasa pandemi COVID-19 terus berupaya agar warga Aceh Tamiang tetap sehat terhindar dari tertular COVID-19 merupakan salah satu penyitas dari serangan virus tersebut.

Ia pun menceritakan kilas balik dari serangan virus tersebut, ketika Aceh Tamiang ditetapkan sebagai Zona Merah, aktifitasnya menjadi padat, hilir mudik keluar masuk kampung memantau langsung kinerja jajarannya di lapangan.

“Aktivitas padat, imun melemah ditambah lagi karena saya ada penyakit penyerta (komorbid). Hampir satu bulan saya terpapar COVID-19, sakit sekali dan sangat menyiksa,” sebutnya.

Menurut Azis serangan COVID-19 membuat dirinya ngos-ngosan tarikan nafasnya antara hidup dan mati.

” Serangan itu membuat saya diantara Hidup dan Mati. Saya tidak mau ada warga seperti apa yang saya rasakan,” pintanya.

Diceritakannya, ketika awal ia kena serangan Covid-19 ini, tangan terasa pegal, badan lemas, setelah itu diikuti deman, baru kemudian disertai batuk.

“Proses gejala ini terjadi selama seminggu, meski begitu ia terus beraktifitas meski dari rumah.

Namun seminggu kemudian, saya drop dengan kondisi hilang selera makan, deman mulai tinggi, penciuman dan rasa tidak ada sama sekali, ” ujar Ibnu Azis kepada Berita, Rabu (28/7).

Karena kondisinya yang drop, ia pun minta dirawat di rumah sakit milik BUMN yakni RSU PTPN di Kota Langsa agar mudah istirahat.

Namun bukannya beristirahat dengan tenang, dalam perawatan medis ini, virus corona semakin mengganas menyerang tubuhnya menyebabkan tubuhnya semakin lemas, demam semakin tinggi yang tak kalah sakitnya, batuk berdahak tinggi juga disertai sesak nafas yang luar biasa.

“Karena sangking sesaknya mau ke kamar mandi saja sakitnya minta ampun, bergerak saja seakan nyawa dicabut, karena sulitnya suplay oksigen dalam paru-paru akibat serangan covid-19 ini,” cerita Kadis Kesehatan ini.

Lanjut Ibnu Azis, yang ia rasakan sangat ngeri, terkesan mau mati, bermimpi entah apa-apa. Dalam kondisi tersebut, akhirnya para dokter RSUD sepakat membawa pulang mantan Kepala RSUD Aceh Tamiang ke Aceh Tamiang agar dirawat di daerah yakni di RSUD Aceh Tamiang sendiri.

Kini ia sudah berktifitas kembali  menjalankan tugasnya sebagai kepala dinas.

Disiplin Protokol Kesehatan

Pada kesempatan bincang itu, Kadis Kesehatan Aceh Tamiang, Ibnu Azis berpesan kepada warga Aceh Tamiang agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan menjalankan 3M yakni memakai masker saat berada diluar rumah, mencuci tangan dengan sabun menggunakan air yang mengalir dan menjaga jarak dengan menghindari kerumunan dan kumpul-kumpul. Serta menguatkan imun tubuh dengan makanan bergizi, vitamin C dan berjemur dibawah sinar matahari pagi.

“Anda boleh mangaku sehat namun anda tidak tahu jika anda orang tanpa gejala (OTG) Covid-19, begitu OTG  dampaknya bagi anggota keluarga anda yang ada penyakit penyerta, jangan sampai merasakan sakit seperti saya terpapar Covid-19,” harap Kadis.

Selain itu ia mengajak warga Aceh Tamiang untuk tidak takut di vaksin Covid-19, agar daya tahan tubuhnya semakin kuat,  orang yang tidak di vaksin ketika terserang virus corona, sakitnya dua kali lipat dibandingkan orang yang sudah divaksin karena imumnya dua kali lipat kekuatannya dalam melawan virus tersebut.

Kita berdoa agar virus ini segera hilang dan warga Aceh Tamiang mencegah penyebaran virus ini dengan terus menerapkan protokol kesehatan .

Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menaruh perhatian serius dan khusus bagi mereka, pasalnya penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) terkonfirmasi COVID-19 berpotensi besar mengalami perburukan klinis sehingga meningkatkan risiko kematian.

Penyakit Covid-19 lebih berisiko bagi orang yang sebelumnya mengidap penyakit (dalam istilah medis disebut Komorbid). Beberapa waktu lalu, laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa 94 persen kasus kematian Covid-19 di Amerika Serikat terjadi pada pasien dengan komorbiditas atau memiliki penyakit penyerta.

Pasien yang memiliki Komorbid ini lebih memerlukan perhatian karena kondisinya lebih rentan sehingga ketika tertular Covid-19 bisa berdampak fatal.

Daftar Kementerian Kesehatan memuat 12 penyakit penyerta Covid-19 yang paling banyak pada pasien positif Covid. Lima di antaranya adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit paru, dan penyakit ginjal. Orang yang telah memiliki penyakit ini harus lebih ketat menerapkan protokol kesehatan demi menghindari penularan Covid-19.

Pasien COVID-19 dengan penyakit penyerta punya risiko lebih tinggi untuk mengalami dampak fatal.

Ada berbagai penyakit penyerta yang ditemukan pada pasien COVID-19. Mulai dari hipertensi, diabetes, dan bahkan kanker.

Dikutip dari covid19.go.id, berikut kondisi penyerta yang paling banyak ditemukan pada pasien virus Corona COVID-19 :

  1. Hipertensi 50,5 persen
  2. DiabetesMelitus 34,4 persen
  3. Penyakit jantung 19,9 persen
  4. Penyakit paru obstruktif kronis 10,1 persen
  5. Gangguan napas lain 6,4 persen
  6. Penyakit ginjal 6 persen
  7. Hamil 4,9 persen
  8. Asma 2,4 persen
  9. Penyakit hati 2 persen
  10. TBC (tuberkulosis) 1,9 persen
  11. Gangguan imun 1,5 persen
  12. Kanker 1,5 persen. (hen)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *