Inflasi 2020 Masih Sesuai Sasaran

  • Bagikan
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat. BeritaSore/Laswie Wakid
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat. BeritaSore/Laswie Wakid

MEDAN (Berita) : Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) memperkirakan inflasi 2020 meningkat dari tahun 2019 tetapi masih berada di dalam sasaran inflasi nasional yaitu 3±1 persen (yoy) dengan potensi bias ke bawah, seiring dengan daya beli masyarakat yang terbatas akibat pandemi Covid-19.

Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal tersebut Senin (8/6/2020).

“Namun demikian, terdapat beberapa resiko yang dapat menimbulkan shock temporer seperti keterlambatan impor luar negeri, hambatan distribusi domestik, penimbunan/belanja berlebihan oleh konsumen dan naiknya permintaan komoditas tertentu seperti alat kesehatan,” ujar Wiwiek.

Faktor Inflasi

Ia menyebutkan, faktor pendorong inflasi antara lain, peningkatan harga komoditas impor seiring dengan terhambatnya pasokan karena pandemi Covid-19 yang mempengaruhi aktivitas produksi negara penghasil, hambatan distribusi domestik akibat Covid-19, penimbunan/belanja berlebihan oleh konsumen dan naiknya permintaan komoditas tertentu, tendensi peningkatan harga emas di pasar global akan turut mendorong kenaikan harga komoditas emas perhiasan serta Kota Gunungsitoli sebagai kota IHK baru.

“Sementara, faktor penahan inflasi diantaranya, ekspektasi inflasi yang terjangkar, cuaca dan iklim yang lebih kondusif dari tahun 2019 serta daya beli masyarakat terbatas akibat perlambatan ekonomi pada masa pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Disebutkannya, di tengah pandemi, pihaknya bersama TPID Provinsi serta Satgas Pangan terus berkolaborasi dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan di Sumut. Diantaranya, koordinasi pemenuhan kebutuhan pangan daerah, pasar murah, operasi pasar, dan talkshow radio.

“Ke depannya, TPID Provinsi Sumut akan terus mengacu pada prinsip 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) untuk menjaga pasokan bahan pangan di tengah kebijakan PSBB yang dilakukan oleh berbagai daerah,” tandasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, langkah-langkah yang dilakukan TPID yang mengacu pada prinsip 4K adalah memastikan ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis tercukupi, terutama bawang merah yang harganya mengalami kenaikan akibat defisit stok.

Pemerintah daerah akan memastikan kelancaran jalur vital distribusi bahan pangan, baik dari sisi frekuensi maupun kelancaran selama proses pengiriman dapat berjalan dengan baik, melanjutkan operasi pasar dan pasar murah terutama untuk komoditas yang harganya sedang melonjak, terus memberikan sosialisasi belanja bijak kepada masyarakat melalui berbagai media termasuk radio dan TV serta melalui iklan layanan masyarakat. (Wie)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan