Irigasi Senilai Rp 5,3 M Di Abdya Jebol

  • Bagikan
TANGGUL pengaman saluran irigasi, kawasan Desa Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, jebol dihantam banjir. Foto:Syafrizal
TANGGUL pengaman saluran irigasi, kawasan Desa Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, jebol dihantam banjir. Foto:Syafrizal

BLANGPIDIE (Berita): Jebolnya tanggul pengaman jaringan irigasi, di kawasan Desa Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya (Abdya), Kamis malam (30/4) lalu, sekitar pukul 21:00, sangat disesali berbagai kalangan.

Pasalnya, jaringan irigasi dambaan puluhan petani itu, tidak bisa difungsikan lagi, padahal proyek pembangunannya, baru rampung pada penghujung 2018 lalu.

Penyesalan terutama disuarakan para petani di kawasan itu, yang sangat tergantung pada keberadaan jaringan irigasi dimaksud. “Jika tanggulnya sudah jebol dan rusak parah begini, apa yang bisa kami harapkan lagi. Satu-satunya sumber air puluhan hektare sawah di kawasan ini, hanya dari irigasi itu,” sesal Muslim, salah seorang warga tani setempat, Senin (4/5).

Menurut Jasman, petani lainnya, dengan jebol dan rusaknya tanggul jaringan irigasi itu, bukan hanya gagal panen saja yang dihadapi para petani. Namun, pada musim tanam mendatang, petani kawasan ini juga terancam gagal tanam, jika kerusakan jaringan irigasi tidak segera ditanggulangi. “Baru beberapa kali tanam kita nikmati air dari proyek pemerintah, sudah begini cerita. Soal mutu atau kualitas proyek kami tidak ngerti pak. Yang kami sangat mengerti ada dan tidaknya air yang mengalir ke sawah-sawah kami di sini,” katanya.

Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Abdya, Sabri, ditemui di ruang kerjanya menyebutkan, jaringan irigasi DI Tangan-Tangan itu, dikerjakan 2018 lalu. Paket itu dikerjakan oleh PT IMJ, nomor kontrak 621.1/09/SPPK/DAK/SDA-DPUPR/2018, tanggal kontrak 23 Juli 2018, nilai kontrak Rp5.394.900.000, sumber Dana Alokasi Khusus (DAK), 2018, waktu pelaksanaan 120 hari kalender.

Sabri menyebutkan, jaringan irigasi itu dibangun dalam 3 ruas. Pertama, dikerjakan sepanjang 3 kilometer lebih. Ruas kedua sepanjang 392 meter. Ruas ketiga di Dusun Purnama sepanjang 1 kilometer lebih (1,54). “Berdasarkan teknis, ketebalan pondasi jaringan irigasi itu 40 centimeter dan lebarnya 50 centimeter. Sementara ketinggian jaringan irigasi 1,19 meter, itu berdasarkan asbuldrawing,” katanya.

Terkait kondisi pekerjaan di lapangan apakah sudah sesuai, Sabri menolak memberikan komentar. Sebab katanya, pekerjaan jaringan irigasi itu, semasa dirinya belum duduk di jabatan itu. “Itu bukan zaman saya, makanya saya tidak bisa menjelaskan lebih rinci,” pungkasnya.

Sebelumnya, diberitakan Waspada Sabtu (2/5) lalu, tanggul pengaman jaringan irigasi di kawasan Dusun Purnama Desa Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, jebol dihantam banjir. Akibatnya, material pasir dan kerikil menumpuk dalam areal persawahan yang baru selesai ditanami padi dalam beberapa hari yang lalu. Ditaksir tidak kurang dari seratusan petak sawah direndam pasir dan kerikil, 60 orang warga tani dipastikan gagal panen, karena tanaman mereka rusak ditimbun pasir dan kerikil yang terbawa arus dari tanggul jebol.

Menurut Kepala Desa Kuta Bak Drien, Syarkani, pada 2019 lalu ada sekitar 50 meter tanggul pengaman irigasi itu jebol. Mengantisipasi agar lahan persawahan tidak kering, maka pihakya dengan swadaya petani, menanggulangi tanggul itu secara darurat. Kemudian pada Kamis (30/4) malam lalu, tanggul kembali jebol, dengan panjang lebih kurang 100 meter. “Kami melihat pekerjaannya terkesan asal jadi. Kita taksir ketebalan tapak pondasi hanya lebih kurang 25-30 centimeter, makanya tanggul itu tidak kokoh,” ungkapnya.(waspada.id)

Berikan Komentar
  • Bagikan