MEDAN (Berita): Pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sumatera Utara sebesar 2,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,44.
“Beras merupakan penyumbang inflasi y-on-y terbesar dengan andil sebesar 0,73 persen,” kata Nurul Hasanudin, kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dalam rilis statistik yang digelar secara online (YouTube) Kamis (1/2/2024).
Hasan panggilan akrab Nurul Hasanudin mengatakan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran.
Dimana kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,60 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,96 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,63 persen
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 1,37 persen; kelompok transportasi sebesar 0,69 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,14 persen.
“Begitu juga kelompok pendidikan sebesar 1,54 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,27 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,38 persen,” ujarnya.
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sumatera Utara bulan Januari 2024 masing-masing sebesar 0,40 persen.
Sementara itu, Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan laju tekanan inflasi yang dirilis secara nasional menunjukan bahwa Indonesia pada bulan januari mengalami inflasi sebesar 0.04%,
Angkanya sangat kecil sekali, sementara di Sumut realisasi inflasi sebesar 0.4% di bulan Januari kemarin. Laju tekanan inflasi di Sumut leih tinggi dari nasional maupun proyeksi sebelumnya.
“Dimana terjadi kenaikan untuk sejumlah harga kebutuhan masyarakat seperti minyak goreng, gula pasir, tomat, dan beras di bulan januari,” ujarnya.
Akan tetapi Gunawan mengimbau bahwa inflasi di kuartal pertama tahun ini berpeluang untuk tetap tercipta, dan bisa saja bertahan tinggi (YoY). Seiring dengan belanja masyarakat yang tetap terjaga.
“Belanja masyarakat masih didorong oleh belanja Pemilu ditambah dengan bantuan sosial (bansos). Bansos dalam bentuk uang tunai yang rencananya akan di rapelkan dan dibagikan di februari 2024 senilai 600 ribu per masing-masing rumah tangga.
Selain itu, sejumlah harga kebutuhan pangan masyarakat juga berpeluang untuk bertahan di angka yang sama. Bansos dan belanja pemilu masih menciptakan demand atau sisi permintaan yang tinggi. Belum lagi belanja saat Ramadhan nanti.
Disisi lainnya, dampak el nino serta mengacu kepada ekspektasi produksi sejumlah komoditas seperti cabai, berpeluang menciptakan harga masih akan bertahan mahal,” pungkasnya.(wie)