BENAR-BENAR, kisah habis gelap terbitlah terang menjelang 17 Agustus 2023. Alhamdulillah, 78 tahun terabaikan, kini: Desa Sopobatu mendapat jaringan PLN, diresmikan Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution, Selasa (15/8). Wajah warga tampak sumringah.
Desa Sopobatu, salah satu desa terisolir di Kec. Panyabungan Kota, Kab. Mandailing Natal, kini sudah merasakan arti kemerdekaan menantikan pasokan aliran listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Selasa (15/8).
Desa hanya berjarak sekira 4 km dari ibukota Panyabungan juga ibukota Kab. Madina, sebelumnya tak pernah tersentuh pembangunan yang layak. Bahkan, tak pernak teraliri aliran listrik.
Sebelumnya, warga Desa Sopobatu hanya bisa mengandalkan lampu teflon untuk alat bantu penerangan bagi warga saat beraktivitas malam hari.
Namun kini, setelah penantian panjang serta berkat kerja keras warga dibantu Babinsa dari Koramil 13 Panyabungan, warga desa dihuni 173 kepala keluarga sudah bisa menikmati arti kemerdekaan dengan masuknya aliran listrik untuk pertama kali ke Desa Sopobatu.
Bahkan keceriaan ratusan warga, termasuk anak-anak, terpancar saat petugas PLN menghidupkan lampu listrik untuk pertama kalinya di desa itu.
Warga bersyukur, terharu dan bahagia. Ratusan warga desa menggelar doa bersama sebagai ungkapan syukur atas kerja keras selama ini sudah terbayarkan dengan hadirnya listrik dari PLN.
Dimintai komentar, Kepala Desa Sopobatu
Hendri Rangkuti mengaku sangat bersyukur atas hadirnya listrik di desanya.
“Alhamdulillah, sejak penantian cukup panjang, kami bisa menikmati listrik di desa ini. Sebelumnya kami hanya bertumpu pada penerangan lampu teplok dan mesin genset setiap malam, dan kini kami sudah bisa menikmati listrik seperti desa lain,” ucap Kades.
Kado Istimewa
Momen HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, benar-benar istimewa bagi warga Desa Sopobatu.
Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution meresmikan penggunaan aliran listrik PLN ke desa terisolasi.
Sulit dibayangkan, betapa menderitanya warga Desa Sopobatu selama puluhan tahun, akibat ketiadaan jaringan listrik ke desa itu, warga tidak dapat menikmati berbagai kemajuan pembangunan dan perkembangan teknologi, terutama menggunakan sumber energi listrik.
Pada peresmian kemarin, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution memboyong banyak kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Madina.
Di antaranya, terlihat Asisten II Setdakab Madina, Kadis Kesehatan, Kadis Perkim, Kadis PMD, Kadispora, Kadis Perikanan, Kadis Kominfo, Kadis Perizinan, Kaban Kesbangpol, Kabag Kesra dan Kabag Umum.
Ratusan warga desa itu berkumpul menyambut kedatangan orang nomor satu di jajaran Pemkab Madina. Mereka menyambut Sukhairi dengan berdiri di sepanjang jalan desa sembari melantunkan salawat Nabi Muhammad SAW.
Sesekali mereka berteriak “merdeka, merdeka… “, sambil tangan dikepalkan. Merdeka dari kegelapan malam. Suasana ceria juga dirasakan para pelajar di desa itu.
Bupati melemparkan tiga pertanyaan mengenai kemerdekaan. Anak-anak itu antusias mengacungkan telunjuk tangan sambil berteriak, “Au Pak Bupati” dengan bahasa Mandailing, yang artinya, “Saya Pak Bupati.”
Canda tawa pun terus mengalir hingga adzan magrib berkumandang memanggil. Bupati dan rombongan langsung menunaikan salat magrib berjamaah, kemudian disusul menyalakan lampu masjid.
Seremoni ini sebagai tanda perdana aliran listrik PLN mengalir ke desa itu. “Sama-sama kita ucapkan bismillah dan menghitung mundur ya,” kata Sukhairi.
Dengan suara bersemangat dalam suasana gelap gulita, masyarakat mulai menghitung mundur. Pada hitungan terakhir, suasana masjid dan sekitarnya seketika berubah jadi terang-benderang. Alhamdulillah.
Sukhairi mengatakan, aliran listrik PLN dimulai dari masjid sebagai simbol bahwa masjid akan menerangi hati dan jiwa.
“Kita mulai dari masjid agar hati dan jiwa terang untuk lebih semangat lagi beribadah dan melakukan aktivitas lainnya,” kata Sukhairi.
Sukhairi mengatakan, masuknya aliran listrik PLN ke Desa Sopobatu menjadi hadiah pada HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. “Tentunya ini berkat doa semua pihak dan warga,” katanya.
Menurut dia, perjuangan membangun jaringan listrik PLN ke Desa Sopobatu butuh waktu satu tahun lebih. “Ini menjadi bentuk kasih sayang Pemkab,” imbuhnya.
Kedatangan paling bertanggungjawab di Pemkab Madina ini dimanfaatkan kaum ibu untuk menyampaikan keluh-kesah mereka. Seorang ibu berteriak, “Pak Bupati, lampu jalannya belum ada”.
Ada pula yang mengeluhkan akses jalan menuju desa yang tidak layak. “Jalan lagi Pak Bupati, tolong (dibangun) agar cepat kalau mau ke Panyabungan”.
Sukhairi menjawab satu persatu pertanyaan kaum ibu. Dia mengatakan untuk mewujudkan masuknya jaringan listrik PLN ke desa terisolasi di ibu kota kecamatan itu, Pemkab Madina butuh waktu satu tahun.
“Kita harus syukuri, perjuangan setahun dengan TNI/Polri dan pemerintah daerah,” kata Sukhairi.
Mengenai akses jalan, Sukhairi mengatakan tahun 2022 pemerintah sudah mengambil langkah awal dengan menampung anggaran di APBD. Namun, menurut dia, itu belum maksimal. Jalan menuju Desa Sopobatu sudah diperlebar dan ditimbun.
“Anggaran dana desa sudah kita lakukan, tapi memang belum maksimal. Kami tetap memperjuangkannya,” kata Sukhairi, berjanji.
Bukan hanya perbaikan jalan, kata dia, ke depan juga jaringan internet. “Satu persatu kita benahi. Setiap warga berhak mendapat informasi yang luas,” katanya.
Irham