beritasore/Ist
Ketua DPW PKB Sumut HM Ja’far Sukhairi Nasution.
PANYABUNGAN (Berita): Ketua DPW PKB Sumut HM Ja’far Sukhairi Nasution menanggapi pencopotan Ashari Tambunan sebagai Bendahara PBNU.
Menurut Sukhairi, pencopotan Ashari Tambunan dianggapnya seperti dagelan, karena menurutnya Ashari Tambunan merupakan sosok yang cukup keras berjuang untuk membesarkan Nahdatul Ulama (NU), khususnya di Sumatera Utara.
“Pak Ashari itu kita tahu sendiri track recordnya seperti apa. Dua periode dia pimpin PWNU Sumut, bisa dikatakan berhasil. Ditambah lagi dia adalah Bupati Deli Serdang dua periode,” ungkap Sukhairi kepada wartawan di Lopo Mandailing Coffe, Jumat (15/9).
Sukhairi pun menilai, apapun alasan PBNU untuk mencopot Ashari Tambunan itu terserah pada pengurus PBNU itu sendiri sehingga dia tak ingin terlalu jauh mencampuri hal itu.
Hanya saja, secara pribadi, Sukhairi yang juga Bupati Mandailing Natal menilai, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan anak ideologis Nahdlatul Ulama.
“Tidak bisa dipisahkan PKB dengan NU. Partai ini lahir dari NU, sehingga bisa dikatakan PKB ini adalah anaknya NU,” ungkapnya.
Sukhairi menambahkan, untuk itu kultur NU yang sudah terbentuk dan mendarah daging di masyarakat sebaiknya jangan dicampuri atau dirusak. Sehingga masyarakat, tidak terpecah belah dan menimbulkan konflik.
“Kultur NU itu sudah mendarah daging. Biarkan kultur itu terus hidup di masyarakat. Jangan dirusak kultur yang sudah mendarah daging ini,” jelasnya.
Sukhairi mengatakan ada sekitar 60 juta kultur NU yang dia yakini mendukung pasangan Anies- Muhaimin (Amin). Karena, menurut Sukhairi, pasangan Amin ini merupakan representatif dari keberagaman budaya di Indonesia.
“Pasangan Amin ini, seperti kultur NU. Beragam dan menyatu untuk membesarkan NU,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan Menteri Agama,
pria keturunan ulama Madina ini pun menyesalkan pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang menyatakan pasangan Amin adalah bid’ah.
Dia menilai seharusnya pernyataan tersebut tidak diucapkan oleh seorang Menteri Agama.
“Menteri Agama harusnya menjadi penyejuk dan perekat bagi keberagaman umat beragama. Namun dengan keluarnya pernyataan itu kita menyesalkan pernyataan tersebut,” tuturnya.
Dia menilai seharusnya di tahun politik ini, Menteri Agama bisa menunjukkan independensinya. Tidak memihak atau mendukung salah satu calon.
“Masyarakat kita itu sudah cerdas. Kita serahkan semuanya kepada masyarakat untuk memilih,” tegasnya.
Dia juga berharap Menteri Agama bisa meminta maaf atas pernyataannya. Sehingga masyarakat bisa objektif dalam menentukan pilihannya. (irh)