Jakarta (Berita): Seorang perawat di Beirut, Libanon, berhasil menyelamatkan tiga bayi dari dampak ledakan dahsyat yang terjadi pada Selasa (4/8), petang waktu setempat.
Dilansir CNN, Kamis (6/8), kisah itu disampaikan oleh seorang pewarta foto di Beirut, Bilal Jawich, setelah ledakan terjadi, Jawich yang tinggal di pinggiran Beirut langsung bergegas menuju lokasi kejadian.
“Saya mengikuti kepulan asap sampai akhirnya tiba di pelabuhan Beirut,” kata Jawich kepada CNN Arabic.
Naluri jurnalis Jawich menuntunnya mendatangi Rumah Sakit Al Roum di distrik Ashrafieh. Daerah itu termasuk yang terdampak ledakan.
Saat tiba di sana dia terkejut melihat ada seorang perawat menggendong tiga bayi yang baru lahir.
“Saya terpukau melihat perawat itu menggendong tiga bayi yang baru lahir,” kata Jawich.
“Saya melihat perawat itu sangat tenang, berbanding terbalik dengan situasi di sekitarnya,” ujar Jawich.
Menurut Jawich, di sekitar sang perawat ada beberapa orang yang tergeletak sudah tidak bernyawa.
“Bagaimanapun perawat itu seperti mempunyai tenaga tersembunyi yang membuatnya bisa mengendalikan diri dan menyelamatkan bayi-bayi itu. Perawat itu tetap menjalankan tugas di tengah kondisi yang kacau balau,” lanjut Jawich.
Saat diajak berbincang, sang perawat mengatakan kepada Jawich bahwa dia sedang berada di bagian persalinan ketika ledakan menghantam. Dia mengaku sempat tidak sadarkan diri, dan akhirnya sadar lalu berkeliling dan menyelamatkan tiga bayi itu.
Menurut Manajer Gawat Darurat dan Tanggap Bencana RS Al Roum, George Saad, ledakan itu menewaskan 12 pasien, dua pembesuk, dan empat perawat. Dua perawat lainnya, kata dia, dalam kondisi kritis.
Selain itu, 80 persen bangunan rumah sakit rusak. Sekitar 50 persen peralatan medis juga rusak.
Saad mengatakan ketiga bayi itu beserta ibu mereka sudah dipindahkan ke rumah sakit lain.
Korban meninggal dalam ledakan di Beirut, dilaporkan mencapai 135 orang. Kementerian Kesehatan Libanon menyatakan 5.000 orang luka-luka akibat kejadian itu.
Ledakan itu diduga dipicu oleh kebakaran yang berawal dari petasan yang tersulut di gudang pelabuhan Beirut, yang menyimpan 2.750 ton senyawa amonium nitrat. Senyawa kimia itu memiliki daya ledak tinggi dan kerap dipakai untuk bahan baku pembuatan pupuk dan peledak.
Menurut Gubernur Beirut, Marwan Abboud, jumlah kerugian akibat ledakan dahsyat itu ditaksir mencapai Rp217.5 triliun. Dia mengatakan sebanyak 300 ribu penduduk Beirut kehilangan tempat tinggal akibat rusak terkena dampak ledakan.(cnn/ayp/ayp)