MEDAN (Berita): Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada tanggal 7 Juni berulang tahun ke 20, ke depan berharap tercipta usaha dengan bersaing yang sehat.
Kepala Kanwil I KPPU Ramli Simanjuntak mengatakan hal itu pada acara perayaan sederhana HUT ke 20 KPPU di kantornya Jalan Gatot Subroto Medan Senin (8/6).
“Ke depan seharusnya tidak ada perkara-perkara praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat,” kata Ramli kepada wartawan usai pemotongan tumpeng ulang tahun.
Ia juga berharap pengusaha dapat melakukan usahanya sesuai UU KPPU nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan usaha tidak sehat sehingga pengusaha menganggap KPPU sebagai mitra.
Dalam 20 tahun keberadaannya di tanah air, KPPU sudah banyak memberikan sumbangsih baik dalam penegakan hukum maupun saran kebijakan kepada pemerintah, juga proses perkara merger.
“Kami juga melakukan sosialisasi ke seluruh daerah wilayah kerja KPPU Wilayah I mencakup Aceh, Sumut, Sumbar, Kepri dan Riau,” tegasnya.
Namun setelah 20 tahun ini, jelasnya, masih banyak perkara-perkara persekongkolan dan inilah yang harus dihindari.
“Masih banyak yang melakukan usaha tidak sesuai dengan UU nomor 5 tahun 1999,” katanya.
Menurutnya, sampai sekarang perkara yang menonjol terkait pengadaan barang dan jasa di semua wilayah I KPPU yakni Aceh, Sumbar, Sumut, Riau dan Kepri.
Tahun ini di Aceh banyak perkara masih terkait barang dan jasa supaya proyeknya diatur.
Perkara di RSUD Langsa ada paket proyek tahun 2018 dan 2019 sekira Rp60 miliar dan KPPU sudah dapat buktinya.
Juga RS Aceh Besar proyek senilai Rp225 miliar, kini lagi proses penyelidikan.
Sedangkan di Sumut, yang kini lagi fokus ke pengadaan CCTV Bandara Kualanamu dimana tetap tender lelang terbuka, namun sudah dikondisikan untuk merek tertentu.
Terindikasi ada diskriminasi di sana.
Menyinggung harga ayam potong yang cenderung mengalami kenaikan hingga kini ke posisi Rp41.000 per kg, Ramli mengatakan pihaknya sudah mengetuhui hal itu.
“Pengusaha ayam jangan melakukan kartel dan praktek-praktek untuk menaikkan harga ayam,” kata Ramli. (Wie)