Malaysia Himbau Tidak Saling Berkunjung Saat Ramadhan

  • Bagikan
Para petugas medis meninggalkan sebuah bangunan di bawah pengawasan perintah kawalan pergerakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/Xinhua-Chong Voon Chung/hp.
Para petugas medis meninggalkan sebuah bangunan di bawah pengawasan perintah kawalan pergerakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/Xinhua-Chong Voon Chung/hp.

KUALA LUMPUR (Berita): Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengimbau warganya untuk tidak berkunjung ke rumah rekan dan sanak saudara selama Ramadhan demi membendung penularan pandemi COVID-19.

“Penularan pandemi COVID-19 yang kini melanda seluruh dunia telah memberi dampak yang sangat nyata terhadap kebiasaan dan norma kehidupan sehari-hari kita,” ujar Dirjen Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah dalam jumpa pers di Putrajaya, Rabu (23/4).

Noor Hisham mengatakan dampak tersebut termasuk perubahan pada kebiasaan keagamaan dan tradisi kebudayaan, seperti budaya saling berkunjung dan majelis taklim yang merupakan contoh identitas unik masyarakat majemuk di negara tersebut.

“Tradisi ibadah pada bulan Ramadhan bagi umat Islam di seluruh dunia juga akan turut terdampak mengingat banyak negara sedang melaksanakan isolasi untuk mengekang penularan COVID-19 di negara masing-masing,” katanya.

Mengambil hikmah dari penyebaran COVID-19 pada Klaster Pengerang dan Sub-klaster Rembau, ujar dia, masyarakat diminta untuk mematuhi aturan pembatasan sosial, yang disebut dengan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP).

“KKM khawatir aktivitas yang sudah menjadi kelaziman rakyat Malaysia saat Ramadhan akan mengakibatkan penularan COVID-19 di kalangan anggota keluarga terutama kepada golongan warga usia tua dan anak-anak,” katanya.

Ia mengimbau umat Islam di Malaysia untuk memanfaatkan Ramadhan dengan menjalankan berbagai aktivitas, seperti mempersiapkan takjil dan shalat berjamaah, bersama keluarga di rumah masing-masing.

Noor Hisham, sementara itu, mengatakan KKM telah mendeteksi satu klaster baru yang berasal dari Pengerang, Johor.

Satu orang yang berkaitan dengan kasus indeks klaster tersebut mulai mengalami gejala pada 12 Maret dan ia sempat dirawat di sebuah klinik swasta pada 16 Maret dengan dugaan gejala demam berdarah.

Pada keesokan harinya, pasien tersebut telah bepergian ke beberapa negeri (provinsi) untuk mengunjungi sanak saudara di sekitar Selangor sebelum pulang ke Pengerang pada 18 Maret.

Keadaan kesehatannya mulai merosot dan dimasukkan ke Rumah Sakit Sultanah Aminah, Johor, pada 20 Maret dalam keadaan kritis. Dia selanjutnya dinyatakan positif COVID-19 pada 22 Maret.

Hingga 22 April, klaster tersebut melibatkan sebanyak 15 kasus positif COVID-19, yaitu sepuluh rekan kerja dan lima anggota keluarga, termasuk ibunya yang berusia 79 tahun dan anak perempuan berusia 10 tahun.(Ant).

Berikan Komentar
  • Bagikan