BANDA ACEH (Berita): Berdasarkan data badan kesehatan dunia WHO, Indonesia merupakan negara dengan persentase kematian tertinggi di Asia Tenggara pada kasus COVID-19.
Oleh karena itu, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah menginstruksikan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk terus menggugah kepekaan masyarakat Aceh, terhadap krisis yang saat ini sedang melanda dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Gubernur, saat memimpin rapat penanggulangan dan penanganan sebaran COVID-19, di Posko Informasi COVID-19 Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Kamis (19/3).
Dijelaskan, saat ini, persentase kematian akibat COVID-19 di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Dari total 309 pasien terkonfirmasi positif COVID-19, 25 orang telah meninggal dunia.
“Kita sedang prihatin dalam suasana krisis ini. Karena itu, masyarakat harus kita gugah kepekaannya atas krisis ini. Usaha menggugah sense of crisis masyarakat ini harus kita jadikan sebagai bagian dari action of crisis yang sedang kita jalankan saat ini,” ujar Plt Gubernur.
Nova menambahkan, tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat, maka upaya pemerintah menghambat sebaran COVID-19 di Aceh tidak akan berhasil maksimal.
“Pemerintah tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan seluruh ekemen masyarakat. Dengan kedisiplinan, kita akan mampu menggugah kepekaan masyarakat terhadap krisis yang sedang terjadi saat ini. Oleh karena itu, ASN harus menjadi contoh, salah satunya dengan tidak berada di pusat keramaian seperti taman bermain dan cafe jika tidak mendesak,” tegas Nova.
Plt Gubernur mengaku prihatin, karena hingga hari ini berbagai pusat keramaian, seperti taman bermain dan warkop masih padat dikunjungi masyarakat.
“Pencegahan adalah upaya yang paling logis dan murah untuk kita lakukan saat ini. Sesal kemudian setelah jatuhnya korban jiwa tak akan berarti apa-apa, sesal tak akan bisa menghidupkan korban yang telah meninggal. Karena itu, sejak dini sebelum jatuh korban sebaiknya kita gugah kepekaan masyarakat,” imbau Nova.
Untuk meminimalisir kerugian usaha-usaha masyarakat seperti pasar, cafe dan warkop Plt Gubernur juga menawarkan sejumlah opsi, di antaranya membatasi waktu operasional atau menerapkan metode pesan bawa pulang atau take away.
“Seluruh SKPA harus bergerak bersama, sampaikan secara simpatik kepada para pelaku usaha, tawarkan beberapa opsi, bisa dengan membatasi jam operasional atau bisa juga menerapkan metode take away. Meminimalisir kontak langsung adalah upaya paling mungkin dilakukan untuk menekan sebaran COVID-19,” ungkapnya.
Nova juga kembali mengingatkan kepada seluruh SKPA untuk terus menjalankan Gerakan Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau (Gerakan Bereh) baik, di tempat kerja, di rumah maupun di lingkungan sekitar.
“Konsep Gerakan Bereh yang selama ini kita terapkan di kantor juga harus kita terapkan di rumah dan sosialisasikan di lingungan sekitar, karena dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat adalah salah satu metode yang dapat menghambat sebaran COVID-19. Agar semakin luas, libatkan LSM dan media untuk upaya sosialisasi dan pencegahan COVID-19 ini,” sambung Plt Gubernur.
“Alhamdulillah, Aceh masih nol. Tidak ada kasus positif COVID-19. Semua konsep telah kita matangkan, terus jalankan dan lakukan evaluasi setiap saat, apa yang harus dilanjutkan, apa yang harus direvisi. Semua harus bergerak bersama sebagai Super tim,” pungkas Nova. (mm)