Nasib Pedih Guru Berprestasi Di Madina 17 Tahun, Tak Lulus P3K

  • Bagikan
Syaripuddin, SPd.I, MM, guru honorer SDN di Natal mengabdi 17 tahun mengukir banyak prestasi, tapi tak lulus P3K. Kok bisa ?. beritasore/Ist

MADINA (Berita): Guru honorer di salah satu SDN di Natal, Kab. Mandailing Natal, menyampaikan pengakuan dengan nada kepedihan. Suaranya hampir-hampir seperti tangisan.

Pengakuan mengejutkan ini menjadi topik diskusi hangat di grup Forum Anak Madina (FAM), kemarin, satu grup di Madina dinilai fenomenal. Sempat terjadi diskusi panjang melibatkan sejumlah aktivis.

Ya, dia guru multitalenta dan sangat berperan mengukir prestasi di tingkat kecamatan dan kabupaten, bahkan sudah mengabdi 17 tahun.

Nyatanya, tidak lulus seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Kok bisa ?

“Saya sudah mengabdi 17 tahun, saya mengajar sejak 2007. Apa yang saya lakukan seperti tak dianggap.

Sangat sedih, pedih, hampa rasanya,” ujar Syaripuddin, SPd.I, MM dengan suara hampir-hampir tak terdengar kepada waspada.id dan beritasore.co.id, Sabtu (29/4) malam.

Guru honorer SDN ini mengungkapkan, SD tempat dia mengajar sering juara 1 lomba di kabupaten dan dia melatihnya.

Bahkan, perwakilan dari kecamatan ke kabupaten, dia juga yang dipercaya melatih dan membawa anak didik dan “alhamdulillah sering juara.”

“Banyak lomba, saya dipercaya untuk melatih. Bahkan, saya mulai dari 2007 sampai sekarang sebagai MC acara-acara nasional dan bahkan pelatih tari adat Natal yang sering ditampilkan di kabupaten bahkan Sumut,” katanya.

Bahkan, kendati dia mengajar bidang studi Agama Islam, tapi dia benar-benar multitalenta. Dia guru serba bisa.

Tak perlu heran, kalau di Kec. Natal banyak yang tahu apa yang sudah dia perbuat untuk pendidikan.

“Tapi, ternyata semuanya hampa. Seperti tidak ada penghargaan samasekali,” ujar Syaripuddin dengan suara bergetar.

Guru honorer SDN yang menyelesaikan S2 di Sumatera Barat ini (2021), mengungkapkan, dia merasa sangat terpukul.

Syaripuddin pernah berniat mengadu kepada Bupati Madina, Gubsu, Menteri Pendidikan atau Presiden RI.

Dia juga sudah pernah berniat berhenti mengajar. “Bahkan, saya sampaikan langsung kepada kepala sekolah untuk berhenti.

Kepala sekolah tidak memberi. Karena, kata kepsek, siapa lagi yang mengurus dan melatih anak-anak kita. Jadi, yang lain ngapain?,” ujarnya.

Syaripuddin mengaku tak ingat persis berapa kali mereka juara 1 pildacil dari Kec. Natal dan juga busana muslim.

Dan dia pelatihnya. Begitu juga lomba yang lain, baik puisi, pidato, dll.

Dia mengungkapkan, prestasi diukir sudah banyak. Syaripuddin pelatih pildacil, drumband, puisi, pidato, busana muslim, pelatih kesenian dan pernah juara di kabupaten.

Bahkan, lanjut dia, MAN Natal yang barusan tampil di Madina lomba busana muslim di STAIN.

“Saya yang melatih. Putra dan putri juara satu karena mereka dari SD, saya latih mereka sampai sekarang tingkat SLTA,” katanya.

Ditanya, yang lulus masuk P3K masa kerjanya berapa tahun? “Saya tak tahu persis berapa tahun, tapi yang pasti banyak masuk P3K justru di bawah masa kerja saya,” ujar Syaripuddin, SPd.I, MM.

Seorang seniman juga pekerja sosial di Madina, Syahren Hasibuan, ketika dimintai komentar, mengungkapkan, dia mengenal secara pribadi dan tahu apa yang sudah Syaripuddin perbuat.

“Dia aset Pemkab Madina yang seharusnya diberdayakan. Dia salah satu guru berprestasi. Dia ini juga guru tari tradisional Pantai Barat. Dia aset Madina,” ujar Syahren.

Ketika dikonfirmasi menyangkut teknis rekruitmen penerimaan P3K di Madina, Kepala Dinas Pendidikan Madina Dollar Hafriyanto Siregar dihubungi sejak kemarin pagi melalui percakapan whatsApp sampai siang ini, tak dijawab.

Kadis Pendidikan Mandailing Natal Dollar Hafriyanto Siregar ditelepon berkali-kali, walaupun dihubungi dengan nada tersambung juga tak diangkat. (irh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *