Real Madrid Masih Klub Terkaya

  • Bagikan

MADRID (Berita): Real Madrid masih menjadi klub paling kaya di arena sepakbola dunia ketika mereka menaikkan kapitalisasinya sampai delapan persen tahun lalu.

Sebuah outline dari halaman depan edisi Jumat (29/5) harian Diario AS, melansir bahwa klub raksasa Spanyol yang diarsiteki Zinedine Zidane (foto kanan) itu kini memiliki valuasi 3,478 miliar euro sekira Rp56.692 triliun rupiah. Jumlah ini naik dari valuasi tahun lalu.

Barcelona yang nilainya ditaksir sampai 3,193 miliar euro menduduki urutan ketiga di bawah Manchester United yang tidak disebutkan berapa valuasinya oleh koran Spanyol itu.

Ada penurunan besar untuk klub dengan valuasi besar lainnya setelah ketiga klub dimaksud. Atletico Madrid menempati peringkat 13 dengan valuasi 1,197 miliar euro. Sedangkan Valencia menjadi klub La Liga lainnya yang masuk 32 besar, valuasinya 408 juta euro pada posisi 25.

Madrid, MU dan Barca berada di atas raksasa Jerman Bayern Munich, dengan lima klub Liga Inggris masuk daftar 10 besar. Juventus dan Paris Saint-Germain juga masuk daftar 10 besar.

Sebelumnya juga dilansir, 30 klub top Eropa berpendapatan hampir sama dengan gabungan pendapatan 682 klub Eropa lainnya, setelah keuntungan yang dihasilkan terus terkonsentrasi pada segelintir klub.

Konfederasi Sepakbola Eropa (UEFA) mengungkapkan dalam laporan Club Footballing Landscape tahunannya bahwa 712 klub top di 55 liga Eropa memperoleh penghasilan 21 miliar euro selama tahun anggaran 2018. Peningkatannya 20 persen dari setahun sebelumnya.

Namun UEFA menyatakan proporsi yang dihasilkan oleh lima liga besar Eropa – Inggris, Jerman, Spanyol, Prancis dan Italia – mencapai rekor tinggi sampai 75 persen dan 49 persen di antaranya mengalir hanya ke kas 30 klub.

“Laporan ini menyoroti sejumlah ancaman terhadap keberlangsungan stabilitas dan sukses sepakbola Eropa,” papar Pesiden UEFA Aleksander Ceferin.

Pertumbuhan pendapatannya tiga kali lebih tinggi di kalangan 30 klub terbesar ketimbang klub-klub sisanya, yang mengindikasikan bahwa kesenjangan terus melebar.

“Ini termasuk risiko akibat polarisasi pendapatan yang dipicu globalisasi, akibat lanskap media yang terfragmentasi dan akibat kasus terlalu tergantung kepada pendapatan dari aktivitas transfer,” klaim Ceferin.

Laporan itu juga mengingatkan bahwa berkat dukungan laba yang ditarik televisi, upah naik sampai 9,4 persen atau 1,2 miliar euro, melewati peningkatan pendapatan. Klub-klub La Liga bertanggung jawab atas peningkatan 332 juta euro.

Upah kini menghabiskan 64 persen dari pendapatan klub yang menurut laporan itu melebihi industri mana pun dan 35 klub memiliki tagihan upah 100 juta euro atau lebih. Hanya saja semua itu menjadi rancu dengan serangan pandemi virus corona yang bermula dari Kota Wuhan di China. (m08/das)

Berikan Komentar
  • Bagikan