Jakarta (Berita): Ketua Koordinator Relawan Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Andre Rahadian, mengatakan hingga Kamis (16/4) tercatat 23.472 orang terdaftar dalam relawan COVID-19.
Dari jumlah tersebut 4.401 orang di antaranya merupakan relawan medis, sementara 19.071 orang lainnya termasuk relawan non-medis.
“Ini tersebar dari provinsi Aceh hingga Papua, semua ada, yang paling besar memang di Jawa Barat, sekitar 5.900 orang,” ujar Andre dalam konferensi pers secara daring di kantor Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Untuk relawan medis, tim relawan gugus tugas bekerja sama dengan BPPSDM Kesehatan. Andre mengatakan kebutuhan untuk relawan medis masih sangat diperlukan seiring dengan kebutuhan dari rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat terus masuk, yang pada umumnya adalah dokter dan perawat.
Oleh karena itu, Andre mengajak seluruh relawan medis untuk terus mendaftar. Demikian pula dengan relawan non-medis.
Meski telah bekerja sama dengan banyak organisasi, seperti Basnaz dan KNPI, Andre juga mengajak relawan untuk mendaftar melalui organisasi tersebut ataupun melalui desk relawan di BNPB.
“Jadi di Gugus Tugas ini, kita punya desk relawan sendiri yang menerima pendaftaran, dan saya rasa karena ini bentuknya adalah untuk bersama-sama semua pihak, makin banyak relawan dengan bisa semakin banyak wilayah yang masuk semakin baik,” kata Andre.
Sementara itu, Andre mengatakan telah melakukan pelatihan untuk relawan non-medis yang berjumlah 80 persen dari total jumlah relawan COVID-19.
“Kita akan dan sudah melakukan pelatihan kemarin untuk sekitar 250 orang, ini sudah dilakukan secara online, di mana kita harapkan teman-teman relawan ini bisa menjadi gugus terdepan dalam memutus penyebaran COVID-19, serta membantu ke depannya bagaimana kita bisa menangani COVID-19 ini dengan baik,” kata Andre.
Sebagian besar mereka yang mendaftar sebagai relawan COVID-19, menurut Andre, memiliki semangat kemanusiaan dan rasa gotong royong.
“Mereka melihat bahwa ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama, virus ini bisa menjangkiti semua orang, sehingga rasa persatuan dan kesatuan ingin menolong ini sangat besar,” ujar Andre.
“Kita lihat semua orang yang memiliki kemampuan, baik medis maupun non-medis, yang ada kelebihan dana, atau yang punya waktu, ini sama-sama bergabung di tim relawan ini untuk membantu pemerintah maupun komunitasnya sendiri agar bisa cepat menangani penyebaran COVID-19,” tambah dia.(Ant).