Rumah BUMN Telkom Di Sumut Dukung UMKM Naik Kelas

  • Bagikan
EVP Telkom Regional I Dwi Pratomo Juniarto (kiri ) didampingi VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto, CA (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai media update GoZero% Goes to Medan' di Pos Bloc Jalan Balaikota Medan Sabtu (26/4/2025). Berita Sore/laswie wakid

MEDAN (Berita): Rumah BUMN menjadi salah satu bentuk nyata dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertujuan tujuannya meningkatkan kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) naik kelas.

EVP Telkom Regional I Dwi Pratomo Juniarto, didampingi VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto, CA mengatakan hal itu kepada wartawan usai media update ‘GoZero% Goes to Medan’ dengan tema ‘Roaring for Changer
Bergerak bersama, membawa perubahan untuk bumi’ di Pos Bloc Jalan Balaikota Medan Sabtu (26/4/2025).

Dwi menerangkan TJSL untuk wilayah Sumatera Utara, terdapat tiga Rumah BUMN, yaitu di Kabanjahe, Lubukpakam dan Simalungun. Secara keseluruhan, jumlah Rumah BUMN di Pulau Sumatera mencapai 13 titik, tersebar hampir di seluruh provinsi, termasuk Aceh dan Batam

Perkembangan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), yang sebelumnya dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR), telah mengalami banyak perubahan dibandingkan masa lalu.

Dahulu, terdapat program CSR yang secara langsung memberikan bantuan permodalan kepada UMKM. “Namun, program tersebut sudah tidak lagi dijalankan dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.

Saat ini, setelah pelaksanaan TJS/, bentuk dan pelaksanaannya menjadi lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan serta permintaan masyarakat.

Hal ini membuat pertumbuhan TJSL menjadi sulit diukur secara kuantitatif, karena fluktuasi pengajuan yang diterima bisa berbeda-beda di tiap periode. Ada kalanya volume permintaan tinggi dan bisa diakomodasi, namun ada juga saat-saat yang relatif sepi.

Anggaran dan Alokasi TJSL 2024
Mengenai anggaran TJSL Dwi memaparkan secara nasional Telkom di tahun 2024, berdasarkan laporan keberlanjutan, alokasinya mencapai Rp144 miliar.

Dana ini dibagi ke lima Regional Telkom yang ada di Indonesia sehingga setiap Regional mendapatkan alokasi sekitar 20 persen dari total anggaran tersebut.

Sektor Unggulan dan Dukungan TJSL
Setiap wilayah memiliki fokus sektor yang berbeda, tergantung pada potensi lokal. Sebagai contoh, Rumah BUMN di Batam berfokus pada pengembangan produk cokelat.

Hal serupa juga ditemukan di Pulau Sabang, Aceh, di mana cokelat berkualitas tinggi sedang didorong untuk berkembang, terutama dari sisi produksi. “Telkom turut mendukung inisiatif ini, meskipun tantangan masih ada, khususnya dalam aspek pemasaran,” kata Dwi.

Efisiensi Anggaran dan Prioritas Program
Terkait efisiensi anggaran, Telkom tetap berkomitmen untuk menjalankan program-program prioritas yang memberikan dampak langsung, baik kepada masyarakat maupun perusahaan.

Tidak ada pengurangan anggaran secara langsung, namun prioritisasi menjadi kunci dalam pelaksanaan program TJSL. Alokasi bisa naik atau turun tergantung pada kebutuhan regional yang lebih mendesak.

Harapan untuk Sumatera dan Peran Telkom
Ke depan, Dwi mengatakan harapan besar diarahkan pada kemajuan seluruh wilayah Sumatera, tidak hanya Sumatera Utara. Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tujuan utama, dan Telkom siap berkontribusi dari sisi konektivitas, solusi digital, maupun kegiatan TJSL lainnya.

“Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Telkom terus mencari celah dan potensi di mana perusahaan dapat memberikan kontribusi nyata,” ungkap Dwi

Terlebih lagi, tantangan seperti penurunan anggaran dari pemerintah daerah juga memaksa perusahaan untuk lebih strategis dalam menentukan program prioritas. Setiap daerah memiliki fokus berbeda, tergantung karakteristik wilayah dan kebijakan pimpinan daerah setempat.

Sebagai contoh, program Sumut Berkah di Sumatera Utara menekankan pada digitalisasi dan keamanan digital, sementara provinsi lain bisa saja memiliki fokus yang berbeda.

Oleh karena itu, Telkom terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan daerah dan memaksimalkan peran melalui program-program sosial yang relevan dan berdampak.

Rumah BUMN ditujukan bisa untuk dedikasi di area BUMN itu. Bbrp UMKM sudah banyak yg merapat ke rumah BUMN.

“Intinya, rumah BUMN bukan tempat kita untuk beri ikan tapi beri pancing. Jadi diharapkan dia bisa mandiri dan melakukan diversifikasi produknya. Walaupun belum 100 persen terbantu. Makanya perlu dukungan dan diskusi,” katanya. (Wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *