Jakarta ( Berita) : Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong agar masyarakat dapat mengkonsumsi sumber karbohidrat pangan lokal yang juga mengenyangkan, selain nasi atau beras, sebagai upaya untuk mendukung diversifikasi pangan.
Menurut Mentan, masyarakat Indonesia masih menganggap istilah “belum kenyang apabila belum makan nasi”. Oleh karena itu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) mengampanyekan enam komoditas pangan lokal sumber karbohidrat yang dapat dikonsumsi.
“Diversifikasi pangan menjadi pilihan. Seseorang bisa kenyang tidak hanya dengan beras. Berbagai pangan lokal juga bisa menjadi pilihan dan bagian yang harus terus kita dorong,” kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Kamis (05/11/2020).
Senada dengan itu Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi mengatakan gerakan diversifikasi pangan merupakan upaya untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal dan menurunkan konsumsi beras. Diversifikasi pangan juga merupakan salah satu strategi penyediaan pangan di masa pandemi.
“Kita harapkan dengan gerakan diversifikasi pangan ini masyarakat bergairah untuk mengonsumsi pangan lokal sumber karbohidrat non-beras,” kata Agung.
Dalam roadmap diversifikasi pangan 2020-2024, disebutkan terdapat enam komoditas pangan lokal sumber karbohidrat non-beras yang potensial sebagai pengganti nasi, yaitu singkong, talas, sagu, jagung, pisang, dan kentang.
Keenam komoditas tersebut dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Sebagai perbandingan, satu porsi nasi berukuran 100 gram setara dengan 1,5 potong singkong seberat 120 gram.
Kemudian satu buah talas besar dengan berat 125 gram sebanding dengan satu porsi nasi. Sementara untuk jagung, membutuhkan tiga buah jagung ukuran sedang agar setara dengan satu porsi nasi.
Pada ukuran kentang, satu porsi nasi setara dengan dua buah kentang (210 gram). Lalu, dua buah pisang (117 gram) setara dengan seporsi nasi. Terakhir, seporsi nasi sebanding dengan 50 gram sagu.
Beragam pangan lokal sumber karbohidrat nonberas ini selain mengenyangkan juga menyehatkan, sehingga bagi masyarakat yang ingin melakukan diet juga sangat baik untuk mengonsumsi pangan lokal tersebut, tentu disertai dengan olahraga yang teratur dan gaya hidup sehat. (ant )