MEDAN (Berita): Pada Maret 2020, tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara deflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,79 persen; Pematangsiantar sebesar 0,12 persen; Medan sebesar 0,19 persen, sedangkan dua kota lainnya inflasi yaitu, Padangsidimpuan sebesar 0,53 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,43 persen.
“Dengan demikian, gabungan lima kota IHK di Sumatera Utara pada bulan Maret 2020 deflasi 0,16 persen,” kata Syech Suhaimi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara kepada wartawan Rabu (1/4).
Wabah virus Corona membuat pertemuan bulanan berita Statistik bulan April yakni Rabu (1/4) dilakukan secara live streaming baik secara nasional maupun Sumut di rumah atau kantor masing-masing.
Syech Suhaimi mengatakan nasional pada Maret 2020 mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, tahun kalender 0,75 persen dan kumulatif 2,96 persen. Dari 90 kota IHK di Indonesia, 43 kota mengalami Inflasi, tertinggi di Lhokseumawe sebesar 0,64 persen. Sedangkan 47 IHK mengalami deflasi, tertinggi 1,91 persen.
Pada bulan Maret 2020, Medan deflasi 0,19 persen atau terjadi penurunan IHK dari 103,09 pada Pebruari 2020 menjadi 102,89 pada Maret 2020. “Deflasi terjadi karena adanya penurunanharga yang ditunjukkan yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,63 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen; dan kelompok transportasi sebesar 0,52 persen,” katanya.
Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,80 persen.
“Sementara kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks,” ungkapnya.
Ia menyebut komoditas utama penyumbang deflasi selama bulan Maret 2020 di Medan antara lain cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, tomat, cabai rawit, kacang panjang dan cabai hijau.
Dari 24 kota IHK di Pulau Sumatera, 14 kota tercatat deflasi. Deflasi tertinggi di Sibolga sebesar 0,79 persen dengan IHK sebesar 103,76 dan terendah di Padang dan Bengkulu sebesar 0,02 persen. (Wie)