MEDAN (Berita): PT Kalbe Farma Tbk ikut mendukung pemerintah terlibat dalam vaksin Covid-19 yakni saat ini tahap pertama masih sebatas pengisian ke botol yang bahannya semua diimpor dan selanjutnya diperkirakan pertengahan tahun depan akan memproduksi vaksin Covid tersebut.
Hal itu dikatakan Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Bernandus Karmin Winata didampingi Coorporate Secretary Lukito Kurniawan Gozali dalam pemaparannya pada Public Expose Live 2020 yang digelar PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (27/8/2020). Public Expose Live itu berlangsung empat hari sejak 24-28 Agustus 2020 diikuti 50 emiten.
Bernandus menjelaskan vaksin Covid itu harus melewati beberapa fase, sekarang masih fase II uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia, bekerja sama dengan Perusahaan dari Korea Selatan – Genexine.
Fase uji klinis dilakukan karena produknya harus benar-benar safety sampai ke masyarakat. “Kita ikut ambil bagian dalam proses penanganan Covid 19 ini dan Indonesia harus bisa memproduksinya.
Kemungkian pertengahan tahun depan baru produksi vaksin Covid-19,” katanya.
Untuk kapasitas, Bernandus menyebut Kalbe Farma masih bisa jika produksi 1 juta sampai 3 juta dosis. Namun kalau sampai 50 juta dosis, maka perlu investasi besar bisa sampai Rp1 triliun. “Jadi kalau produksi massal harus ada cara memastikan bahwa produk itu bisa diserap,” ungkapnya.
Penjualan Bersih
Bernandus menyebut sampai semester I 2020, penjualan bersih sebesar Rp11.605 miliar, meningkat sebesar 3,8 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp11.179 miliar.
“Walaupun dampak Covid-19 terhadap makroekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun 2020 cukup menantang, Perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang positif dan stabil,” katanya.
Peningkatan penjualan semester pertama tahun 2020 didukung oleh: Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 10,1 persen dari Rp3.410 miliar menjadi Rp3.755 miliar, serta menyumbang 32,4 persen terhadap total penjualan bersih Perseroan.
Divisi Produk Kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 6,6 persen menjadi Rp2.072 miliar dengan kontribusi sebesar 17,9 persen terhadap total penjualan bersih Perseroan.
Penjualan bersih Divisi Nutrisi tercatat sebesar Rp 3.213 miliar di semester pertama tahun 2020, tumbuh 2,2 persen dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 27,7 persen dari total penjualan bersih Kalbe, sedangkan Divisi Obat Resep Perseroan yang membukukan penurunan penjualan sebesar 4,2 persen menjadi Rp 2.565 miliar, serta menyumbang 22,1 persen dari total penjualan bersih Kalbe di semester pertama tahun 2020.
Laba kotor tumbuh sebesar 1,5 persen mencapai Rp5.253 miliar di semester pertama tahun 2020. Rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 45,3 persen dari 46,3 persen untuk periode sama pada tahun sebelumnya. “Hal ini disebabkan oleh naiknya kontribusi penjualan dari bisnis distribusi dan logistik,” jelas Bernandus.
Laba sebelum pajak penghasilan pada semester pertama tahun 2020 sebesar Rp1.809 miliar bertumbuh sebesar 7,2 persen dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6 persen, mengalami peningkatan dari 15,1 persen pada periode sama pada tahun sebelumnya.
“Perseroan akan terus menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba sebelum pajak penghasilan,” ungkapnya.
Laba
Laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp1.388 miliar di semester pertama tahun 2020, naik 10,3 persen dibandingkan Rp1.258 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional, keuntungan selisih kurs dan tarif pajak yang lebih rendah.
Di dalam mendukung pemerintah dan masyarakat untuk dapat melawan dan melewati pandemik, sehingga perekonomian cepat pulih, Perseroan berkontribusi di dalam menyediakan PCR test untuk rumah sakit rujukan pemerintah, di dalam uji klinis produk herbal Immunomodulator yaitu H2 (Health and Happiness) Cordyceps Militaris dan Fatigon Promuno serta melakukan uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia, bekerja sama dengan Perusahaan dari Korea Selatan – Genexine.
“Kalbe akan terus berusaha untuk meningkatkan layanan, memproduksi dan menyediakan produk,” katanya. Melihat kondisi pandemik Covid-19 yang mungkin akan berkepanjangan, Perseroan merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2020 sebesar 4 persen-6 persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 8 persen-10 persen.
Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45 persen – 55 persen, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. (Wie)