Tolak RUU HIP, Massa Ormas Islam Bakar Bendera PKI

  • Bagikan
SEJUMLAH massa Ormas Islam membakar bendera PKI usai pembacaan pernyataan sikap menolak Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di halaman samping Masjid Nurul Hidayah Jl. Pasar V Timur Desa Medan Estate Kec. Percut Seituan, Jumat (19/6). Berita Sore/Andi Aria Tirtayasa
SEJUMLAH massa Ormas Islam membakar bendera PKI usai pembacaan pernyataan sikap menolak Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di halaman samping Masjid Nurul Hidayah Jl. Pasar V Timur Desa Medan Estate Kec. Percut Seituan, Jumat (19/6). Berita Sore/Andi Aria Tirtayasa

MEDAN (Berita): Sejumlah massa Ormas Islam membakar bendera Partai Komunis Indonesia usai membacakan pernyataan sikap menolak pembahasan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU-HIP) di halaman samping Masjid Nurul Hidayah Jl. Pasar V Timur Komplek MMTC Desa Medan Estate Kec. Percut Seituan, Jumat (19/6) usai Shalat Jumat.

Massa berasal dari Ormas Islam Forum Umat Islam Indonesia (FUI) Sumatera Utara dan Organisasi Kepemudaan Pemuda Pancasila Kec. Percut Seituan.

Selain membakar bendera berlambang palu dan arit, massa juga bertekad akan selalu siap mempertaruhkan jiwa raganya demi mempertahankan Pancasila.

“Berdasarkan TAP MPRS XVIII Tahun 1966, bahwa Pancasila menjadi dasar negara yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, bukan dasar negara yang diusulkan dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945,” teriak Ketua Umum Dewan Tanfizhi Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI-SU), Drs Indra Suheri MA.

Di hadapan ratusan massa, Indra Suheri yang berdiri di mobil komando dengan menggunakan alat pengeras suara dalam orasinya juga menyampaikan bahwasannya pada Draff RUU HIP Pasal 6 ayat 1 yang berisikan trisila meliputi ketuhanan, nasionalisme dan gotongroyong lalu diperas lagi pada pasalnya menjadi ekasila yang terkristal pada ideologi gotongroyong adalah cermin yang berporos pada Nasakom, sebagaimana pernyataan tokoh PKI, DN Aidit.

“Tidak termaktubnya TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan terhadap ajaran dan ideologi komunisme, Marxisme dan Leninisme sebagai rujukan dalam konsideran draf RUU tersebut, akan dikhawatirkan menjadi pintu masuknya paham komunis yang tidak pernah bisa terlupakan rakyat Indonesia atas perilaku biadab PKI yang telah membantai dan membunuh sejumlah pimpinan ABRI yang kemudian menjadi pahlawan revolusi, ratusan ulama dan juga umat Islam pada tahun 1948 dan 1965 sebagal catatan sejarah pemberontakan dan pengkhiatan terhadap NKRI yang berdasarkan Pancasila,” sebut Indra Suheri.

Dijelaskan Ustadz Indra Suheri, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, sekaligus Pancasila sebagai ideologi dengan semangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Maka dari itu, kami atas nama umat Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI-SU) mendukung sepenuhnya untuk siap dibawah komando TNI dalam rangka bela negara untuk turut serta menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila,” tegas Ustad Indra Suheri yang turut didampingi Sekretaris Dewan Tanfzhi FUI Sumut, Samsul Bahri SPd dan Ketua FUI Kota Medan Zulkifli Rangkuti.

Dalam orasinya yang juga dihadiri ratusan kader PAC Pemuda Pancasila (PP) Kec. Percut Seituan, Indra Suheri juga menyatakan sikapnya menolak dengan tegas faham komunis di Indonesia serta terhadap pembentukan RUU-HIP oleh DPR RI dan Pemerintah, karena akan meruntuhkan marwah Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara RI, serta meminta kepada DPR RI dan pemerintah untuk menghentikan segala upaya dan tahapan dalam proses pembentukan RUU-HIP karena akan meruntuhkan bangunan sistem norma hukum di Indonesia yang sudah ada.

“DPR RI diharapkan agar lebih peka dan akomodatif terhadap aspirasi terbesar masyarakat Indonesia yang menolak RUU-HIP, serta yang terpenting adalah mendesak DPR RI dan Pemerintah agar memperluas upaya penanaman nilai Pancasila di tengah masyarakat, ” tutur Indra Suheri.

Sementara itu, Ketua PAC Pemuda Pancasila Kec. Percut Seituan Kamirin menegaskan seluruh kader Pemuda Pancasila menolak RUU HIP dan patuh serta taat kepada UUD 45 serta Pancasila.

“Mari kita rapatkan barisan, bersatu bersama ulama dan menolak bangkitnya paham komunis di Indonesia,” tegas Kamirin.

Dijelaskan Kamirin, sejumlah kader Pemuda Pancasila tewas akibat keganasan PKI sehingga Pemuda Pancasila bertekad menolak RUU HIP dan menentang bangkitnya PKI.

“Kami bangga menjadi musuh PKI,” sebut Kamirin.

Usai Ketua FUI Sumut Ustadz Indra Suheri membacakan pernyataan sikapnya, ratusan massa membakar empat bendera merah berlambangkan palu dan arit. (att)

Berikan Komentar
  • Bagikan