Virus Corona Membuat IHSG Terpuruk

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Pagi ini, Rabu (18/3) lagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperdagangkan di teritori negatif. Kinerja IHSG masih terpuruk seiring dengan memburuknya kinerja indeks bursa di Asia maupun Amerika, sejak maraknya wabah Virus Corona atau COVID-19.

“Pagi ini sejumlah indeks bursa di Asia masih mengalami penurunan dan diperdagangkan di teritori negatif,” kata Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi Sumut kepada Berita di Medan Rabu (18/3).

IHSG sendiri dibuka melemah di level 4,675,33. Dan sejauh ini masih terpuruk di kisaran level 4,568. Sejauh ini IHSG sudah melemah lebih dari 2,5 persen.

Pada perdagangan tadi malam, bursa dow jones di AS terpuruk lebih dari 9 persen, terburuk sejak tahun 1987. Dan kinerja pasar keuangan mengalami tekanan hebat yang membuat pelaku pasar lebih memilih keluar dari bursa saham.

Padahal pagi ini Dow Futures mengalami kenaikan 1 persen lebih, yang seharusnya menjadi kabar baik bagi kinerja indeks bursa di kawasan Asia. Keterpurukan IHSG sudah berlangsung dalam beberapa pekan sejak merebaknya Virus Corona.

Bahkan pada perdagangan Selasa (17/3), Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem di BEI pukul 15:02:44 waktu JATS yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen.

Menurut Kepala Perwakilan PT BE I Medan Muhammad Pintor Nasution kepada Berita Rabu (18/3), pembekuan sementara itu dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT BEI nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan di Bursa Efek Indonesia dalam kondisi darurat.

Perdagangan dilanjutkan lagi pukul 15:32:44 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan. Menurut Pintor, trading halt merupakan suspensi sementara yang dilakukan di saat pembukaan market atau saat Pre Closing.

Nah peraturan terbaru Halt di BEI untuk saat ini apabila IHSG menyentuh penurunan -5 persen. “Halt itu pemberhentiannya hanya 30 menit saja. Intinya untuk menenangkan investor terhadap transaksi yang tidak wajar,” terang Pintor.

Pengamat ekonomi Gunawan kembali menambahkankan sentimen buruk kembali datang dari sejumlah negara yang justru menutup akses keluar masuk.

Philipina menjadi salah satu negara yang melockdown ibu kotanya. Dan pasar keuangannya juga ditutup karena serangan COVID-19.

“Hal ini memberikan kekuatiran baru bagi pasar keuangan sehingga dikuatirkan bisa meluas ke sektor rill,” ungkap Gunawan. Ia menilai banyak masyarakat yang mengkuatirkan adanya dampak negatif yang lebih luas dari Corona tersebut.

Sejauh ini pemerintah dan masyarakat diharapkan melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi kepanikan di pasar keuangan atau sell-off dan tercipta kestabilan harga kebutuhan pangan masyarakat.

Rupiah Melemah Tajam

Dari kinerja mata uang rupiah, Gunawan menilai lagi rupiah terpuruk dan menembus level Rp15,000 per dolar AS Selasa (17/3) dan kini Rabu (18/3) di perdagangkan spot antar bank rupiah berada di level Rp15,223 per dolar AS.

“Rupiah melemah pada perdagangan hari ini dan keterpurukan ini menimbulkan kekuatiran baru bagi kinerja ekspor impor maupun penambahan jumlah utang luar negeri akibat rupiah yang melemah,” kata Gunawan. (Wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan