JAKARTA (Berita): PT Agincourt Resources (PTAR) meraih Penghargaan Terbaik Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik (Good Mining Practice/ GMP) 2024 untuk Kelompok Pemegang Perizinan Berusaha Komoditas Mineral Logam dari Kementerian ESDM.
Siaran yang diterima dari Humas PTAR Kamis (26/9/2024) menyebut pengelola Tambang Emas Martabe ini juga memboyong tujuh penghargaan lain, termasuk trofi terbaik pengelolaan lingkungan hidup dan konservasi minerba, di ajang prestisius tersebut.
Penghargaan Terbaik diterima langsung oleh Presiden Direktur Agincourt Resources Muliady Sutio dari Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno di Jakarta, Rabu (25/9/2024).
“Penghargaan ini merupakan bukti nyata, apresiasi sekaligus motivasi bagi kami untuk terus menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan tidak henti-hentinya berkontribusi positif terhadap kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan hidup di wilayah operasi kami,” ujar Muliady.
Total tujuh penghargaan berhasil dibawa pulang Tambang Emas Martabe, yakni: 1.Penghargaan Aditama Pengelolaan Teknis Pertambangan Minerba
2.Penghargaan Aditama Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan Minerba 3.Penghargaan Aditama Pengelolaan Konservasi Pertambangan Minerba,
4.Penghargaan Utama Pengelolaan Standardisasi dan Usaha Jasa Pertambangan Minerba
5. Penghargaan Utama Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Minerba.
PTAR yang saat ini beroperasi di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, ini pun menerima dua trofi paling bergengsi di dunia tambang mineral logam yakni:
6.Penghargaan terbaik Aspek Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pertambangan Minerba
7.Aspek Pengelolaan Konservasi Minerba.
Dengan meraih Penghargaan Terbaik, PTAR dinilai sudah memenuhi seluruh kriteria penilaian pertambangan minerba, yakni pengelolaan teknis, pengelolaan keselamatan, pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan konservasi minerba, serta standardisasi dan usaha jasa pertambangan minerba.
“Trofi tersebut merupakan pengakuan dari pemerintah atas komitmen kami terhadap keberlanjutan, antara lain mengelola keanekaragaman hayati dan menurunkan
emisi green house gas. Juga bukti atas
upaya kami dalam mengelola sumber daya mineral secara bertanggung jawab dan berkelanjutan,” tutur Muliady.
Dalam sambutannya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta para pelaku usaha tambang menerapkan kaidah-kaidah pertambangan guna menjamin keberlangsungan usaha dan menjaga lingkungan.
“Kami mendorong penataan ekosistem ke arah lingkungan yang lebih baik. Tidak hanya selama proses menambang, pascatambang juga penting, faktor lingkungan dan masyarakat pun harus diperhatikan,”
ujarnya.
Upaya PTAR dalam mengelola lingkungan hidup juga mendapat penghargaan pada ajang Indonesia Green and Sustainable Companies Award (IGSCA) 2024 berupa predikat Very Good kategori Best Innovation in ESG Implementation – Manufacturing serta predikat Good kategori Best Innovation in Circular Economy Implementation.
General Manager & Deputy Director Operations Agincourt Resources, Rahmat Lubis, menuturkan penghargaan ini membuktikan prinsip pengelolaan bisnis Perusahaan sesuai dengan kriteria lingkungan sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ ESG).
“Kami bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan serta patuh pada kebijakan pengelolaan lingkungan yang ketat sesuai peraturan mengenai polusi, air, limbah, energi, dan pengelolaan keanekaragaman hayati,” ujarnya usai menerima penghargaan di Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Sejumlah aksi pengelolaan lingkungan dilakukan Perusahaan, antara lain pengayaan tanaman penghasil biomassa sengon di area reklamasi, penanaman tanaman lokal di area hutan kritis, pemanfaatan waste oil, dan pemasangan solar PV rooftop. Inovasi juga terus digenjot. Sebut saja, herbarium hutan Batang Toru dan pengayaan hutan asli.
Di ajang penghargaan ini ini sejumlah pakar dilibatkan sebagai juri, yakni Chairman Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) Gendut Suprayitno, Menteri Negara Lingkungan Hidup 1999-2001
Sonny Keraf, Ketua Komisi Lingkungan dan Energi – ICC Indonesia Masnellyarti Hilman, dan Profesor Ekologi Lanskap dan Manajemen Sumberdaya IPB Hadi Susilo Arifin. (wie)