MEDAN (Berita): Pandemi Covid-19 dapat mengancam terjadinya resesi ekonomi yang berakibat terjadinya banyak pengangguran dan kondisi ini perlu segera dicari solusi agar hal itu tidak terjadi.
Hal itu terungkap pada Webinar Statistik Ketenagakerjaan BPS Sumut “Membangkitkan Perekonomian Sumut sebagai upaya menghindari resesi (sudut pandang ketenagakerjaan) yang digelar virtual melalui zoom dan youtube Selasa (20/10).
Keynote speaker Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono sekaligus meresmikan webinar itu dan Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi. Pembicara Deputi Ketenagakerjaan Bappenas Mahatmi Permatasari, Kepala Tim Kebijakan Ekonomi TNP2K Raden Muhammad Purnagunawan.
Sonny Budiutomo Harmadi selaku dosen, peneliti, juga Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Direktur Eksekutif SDM PT Inalum (Persero) Ismadi YS Jenal dan Praktisi bisnis, Ketua DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Khairul Mahali dengan moderator Wahyu Ario Pratomo, pengamat ekonomi dan dosen USU.
Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono mengatakan masa pandemi Covid-19 dapat mengancam terjadinya resesi ekonomi.
Ketika terjadi resesi ada beberapa penurunan, termasuk lapangan kerja dan investasi. “Untuk menghindari resesi perlu mempertahankan ketahanan pangan dan pertumbuhan yang berkualitas,” kata Ateng.
Jika melihat di Sumatera Utara, jelas Ateng, beberapa sinyal terlihat masih lebih baik.
Pertumbuhan ekonominya diatas dari nasional dan Sumatera. Tingkat pengangguran sampai Pebruari 2020 sebesar 4,73 persen, masih di bawah nasional.
Sebelumnya pada Agustus 2017 sampai 2019, pengangguran selalu di atas nasional. “Ini daya tahan Sumut menghadapi krisis,” jelasnya.
Dari pertumbuhan ekonomi, triwulan II Sumut terkontraksi jadi -2,37 persen, sedangkan nasional -5,32 persen. Pada triwulan I, pertumbuhan ekonomi Sumut melandai dan relatif lebih bagus.
Hal ini ditopang dari sumber pertumbuhan antara lain pertania dan pemerintah.
Sinyal lainnya, hasil survei terhadap dampak Covid-19 terhadap 1.240 pelaku usaha di Sumut, terlihat akomodasi, makanan/minum, transportasi dan jasa lainnya paling rendah.
Sebesar 73 persen pelaku usaha beroperasi masih normal. Dampak Covid sampai Juli masih bagus, bahkan tak banyak perusahaan yang merumahkan karyawan, tapi lebih kepada pengurangan jam kerja. “PHK langkah terakhir,” ungkap Ateng.
Sejumlah perusahaan di Sumut juga tidak melakukan PHK atau PHK jalan terakhir.
Hal ini dipertegas oleh Direktur Eksekutif SDM PT Inalum (Persero) Ismadi YS Jenal yang menyebut pihaknya tidak ada memPHK karyawan, tapi yang dilakukan menjadwal ulang rekrutmen pegawai. (Wie)