BRI RO Medan Bantu Media Hadapi Transformasi Digital

  • Bagikan
Agung Bondho Yudho, Logistic & General Affair Department Head BRI RO Medan foto bersama Ketua PWI Sumut H Farianda Putra Sinik dan para pemimpin media cetak dan online pada Talkshow yang digelar BRI di hotel Santika Medan Sabtu (21/12/2024). Berita Sore/ist

MEDAN (Berita): Menghadapi disrupsi digital yang kian pesat, media massa memerlukan strategi baru untuk tetap relevan di tengah persaingan informasi.

Menyadari hal ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Regional Office (RO) Medan menggelar acara talk show bertema “The Future of Media: Exploring Transformation with BRI” di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan, Sabtu (21/12/2024).

Kegiatan ini dirancang untuk menginspirasi media dalam menghadapi tantangan transformasi digital sekaligus memperkuat sinergi dengan sektor perbankan.

Acara ini dibuka oleh Agung Bondho Yudho, Logistic & General Affair Department Head BRI RO Medan, yang menegaskan pentingnya kolaborasi strategis antara media dan sektor perbankan. Dihadiri Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut H Farianda Putra Sinik dengan 17 peserta dari pimpinan media online dan cetak di daerah ini.

“Peran media sangat besar dalam menyampaikan inovasi layanan kami kepada masyarakat. Dengan tantangan transformasi digital, kami ingin berbagi inspirasi dan mendorong kolaborasi yang dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya.

*Transformasi Media: Inspirasi untuk Masa Depan*

Talk show ini menghadirkan Dini Fitria, seorang aktivis jurnalis sekaligus spesialis konten digital, sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, ia mengatakan tantangan yang dihadapi media di era digital, mulai dari perubahan perilaku konsumen hingga tekanan persaingan dari platform digital.

“Media harus terus berinovasi, bukan hanya dalam bentuk konten, tetapi juga model bisnis. Era digital memberikan peluang besar, tetapi juga membutuhkan keberanian untuk berubah,” ungkap Dini.

Ketua PWI Sumut, H Farianda Putra Sinik, dalam sambutannya menyoroti pentingnya acara ini sebagai momentum refleksi bagi media.

“Media harus memanfaatkan transformasi digital sebagai peluang, bukan ancaman. Dengan adanya dukungan dan inspirasi dari BRI, kami yakin media di Sumatera Utara dapat lebih siap menghadapi perubahan,” katanya.

*BRI sebagai Partner Transformasi Media*

BRI RO Medan tidak hanya menjadi pelaku sektor perbankan, tetapi juga mitra transformasi media. Beberapa cara BRI berkontribusi antara lain memberikan Wawasan Strategis.

Talk show ini membantu media memahami tren digitalisasi yang relevan, termasuk peluang monetisasi melalui platform digital.

Memperkuat Literasi Digital. Sebagai bank yang terus berinovasi dalam layanan berbasis teknologi, BRI berbagi pengalaman bagaimana teknologi dapat dioptimalkan untuk efisiensi dan daya saing.

Mendorong Kolaborasi Inklusif. Artinya dengan menggandeng media, BRI menciptakan ekosistem yang saling mendukung untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

*Manfaat Jangka Panjang bagi Media dan Masyarakat*

Inisiatif BRI ini tidak hanya membantu media menghadapi transformasi digital, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Melalui informasi yang disampaikan oleh media, masyarakat semakin memahami pentingnya literasi digital dan layanan keuangan modern.

Sebagai institusi keuangan, BRI RO Medan menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya mencakup pemberdayaan ekonomi, tetapi juga dukungan terhadap ekosistem media yang sehat dan berkelanjutan.

Dengan acara ini, BRI membuktikan bahwa transformasi digital bukanlah ancaman, melainkan peluang besar untuk tumbuh bersama, baik bagi media, sektor perbankan, maupun masyarakat luas.

Dini Fitria mengatakan media cetak sekarang memang sulit meningkat di tengah maraknya berita dan konten di media digital seiring dengan mudahnya mendapatkan info di media sosial.

Oleh karena itu, Dini memberikan solusi jika media cetak yang mungkin mau beralih ke media online atau yang memang juga media cetak itu punya media online maka perlu ada perubahan.

“Sangat perlu ada perubahan yang sesuai dengan pasar,” kata Dini.

Ia mengatakan perlu ada storytelling di media digital yang dikelola itu agar dibaca masyarakat. Untuk yang masuk ke media sosial seperti YouTube atau IG cukup hanya 5 menit tapi dengan judul yang sangat menarik, walaupun isinya biasa -biasa saja.

Sebagai contoh, misalnya cerita ttg seorang yang biasa-biasa saja tapi dengan menabung di BRI bisa berangkat gratis ke luar negeri atau umroh. “Berarti yang kita sentuh selain orang tersebut juga brandnya dalam hal ini BRI misalnya,” kata Dini.

Dini juga menyarankan buat berita storytelling yang cenderung human interes di media digital atau media sosial seperti YouTube , FB dan IG tadi Judul penting untuk menarik pembaca atau penonton yang paling lama 5 menit.

“Jangan buat berita dan cerita yang kloning. Buatlah berita yang menarik dan sesuai dengan pasar,” kata Dini. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *