MEDAN (Berita): Meski masih pendemi Covid-19 yang berpengaruh pada segala sektor termasuk pasar modal, namun PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap berkeyakinan membuka Galeri Investasi (GI) di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) yang digelar secara virtual Selasa (20/10).
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution mengatakan GI BEI di Fakultas Ekonomi United merupakan GI ke 20 yang diresmikan di tahun 2020, ke 16 di Sumut dan Ke 479 di seluruh Indonesia.
Pintor menyebut seiring berkembangnya usaha dalam pengembangan Pasar Modal, BEI secara terus menerus melakukan upaya sosialisasi dan edukasi masyarakat dengan tujuan meningkatkan pemahaman tentang dunia pasar modal melalui program yang dilakukan secara terpadu dan terarah.
“Galeri Investasi BEI merupakan kerjasama 3 pihak antara BEI, Perguruan Tinggi dan Anggota Bursa yang bertujuan untuk mengenalkan Pasar Modal kepada masyarakat luas,” ungkap Pintor.
Ia menjelaskan data Provinsi Sumatera Utara per September 2020 jumlah Single Investor Identification (SID) 66.651 dan Sub Rekening Efek (SRE) yang aktif sebanyak 86.081 Jumlah Emiten per 20 Oktober 2020 sebanyak 709 Emiten, dengan emiten terbaru yang listing pada tanggal 15 September 2020 yaitu PT Planet Properindo Jaya, Tbk dengan kode saham PLAN sebagai Perusahaan Tercatat ke-46 di tahun 2020.
IHSG tertinggi sepanjang sejarah, tercatat pada level 6,689.28 point, yang terjadi pada tanggal 19 Februari 2018.
“Kami berharap, dengan adanya Galeri Investasi BEI di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dapat menambah kedekatan kami dengan masyarakat kampus secara luas,” katanya.
Pintor menyebut saat ini di tengah ketidakpastian dunia pasar modal dikarenakan Covid 19, para investor masih wait and see dalam membeli saham. Bursa Efek Indonesia mengakui hal ini, namun untuk di Sumut, BEI tetap melangkah dengan membuka galeri investasi di Unimed.
Menurutnya, di tengah pelemahan global, ada tiga cara yang harus di ketahui agar tetap berinvestasi. Yakni yang pertama, dengan berinvestasi adalah agar dapat mengalahkan inflasi, yang kedua agar meningkatkan aset. dan yang ketiga cadangan finansial bagi sang investor.
“Memang sebelum masa pandemi juga ada alasan mengapa hingga saat ini jumlah Investor di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan jumlah penduduknya, padahal predikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan penduduk terbanyak di ASEAN,” katanya pada mahasiswa Unimed yang digelar secara virtual.
Alasan ini disebabkan orang Indonesia masih menganggap mahal untuk membeli saham, kedua ditakuti akan pemikiran bahwa investasi yang dibeli nantinya ternyata bodong, kemudian ada yang menganggap bahwa itu adalah judi.
Alasan itulah mengapa kita orang Indonesia sedikit untuk berinvestasi. Padahal saat ini ada 708 emitan dan akan terus bertambah jika masyarakat mau berinvestasi, dan ratusan emiten ini adalah perusahaan ternama dan terkenal, jadi jauh di kategori bodong.
Untuk masalah judi, BEI sendiri sudah punya saham syariah yang sudah disahkan oleh MUI. Kemudian masalah mahal, calon investor tinggal memilih mana yang cocok dengan kantong dalam memilih saham yang akan dibeli.
Kemudian lima hal mengapa saham layak diinvestasikan, yakni potensi mendapatkan keuntungan selisih harga saham. Potensi mendapatkan Deviden perusahaan setiap tahunnya. “Kemudian Resiko yang dapat dikendalikan untuk menghindari kerugian investasi,” ujarnya.
Kepemilikan saham dapat diwariskan kepada pihak yang ditunjukkan.Kemudian kedudukan yang sah secara hukum didalam Perusahaan sesuai porsi kepemilikan dan hak.
Bagi mahasiswa yang masih pemula dapat melakukan sebelum memulai Investasi di Pasar Modal, maka tentukan batas investasi sesuai dengan kemampuan, pahami tujuan investasi, kenali profil resiko pribadi, pelajari alternatif investasi yang ada, tentukan strategi investasi, manfaatkan jasa professional, disiplin berinvestasi dan sering sering update berita.
Rektor Universitas Negeri Medan Syamsul Gultom, mengatakan pihaknya menyambut baik peresmian ini. Dan mendukung dengan membuka laboratorium pasar modal di Fakultas Ekonomi sebagai tindak lanjut kerja sama Unimed dengan BEI dan Indo Premier Sekuritas.
“Laboratorium ini akan berfungsi sebagai sarana pendukung galeri investasi, sentra edukasi, bahkan mahasiswa akan dapat langsung melakukan transaksi secara daring melalui aplikasi yang disediakan,” katanya.
Menurutnya hal ini sangat penting mengingat pembelajaran investasi tidak cukup hanya pemahaman secar teori atau konsep. Namun dibutuhkan pembelajaran dan praktik secara real berupa simulasi fundamental maupun teknikal.
“Kerjasama ini sangat penting bagi Unimed dan sejalan dengan visi dan misi Unimed untuk unggul dalam bidang pendidikan, rekayasa industri dan budaya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing,” pungkasnya.
Peresmian galeri investasi virtual itu juga dihadiri Kepala Kantor OJK Regional V Sumbagut Yusup Ansori, Direktur PT Indo Premier Sekuritas Alex Widi Kristiono, Rektor Universitas Negeri Medan Syamsul Gultom, Dekan FE Universitas Negeri Medan Indra Maipta, Civitas Akademika Unimed dan mahasisawa Unimed. (Wie)