JAKARTA (Berita) : Data Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 mengalami penurunan menjadi US$139,3 miliar.
Posisi cadangan devisa tersebut menurun jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya yang mencapai US$144,2 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, posisi cadangan devisa pada Mei 2023 yang turun dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri perbankan dan meningkatnya kebutuhan valas di perbankan.
“Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (9/6/2023).
Selain itu, sambungnya, untuk antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Sebagai gambaran, cadangan devisa Indonesia berada di atas US$140 miliar sejak Februari 2023. Sedangkan pada tahun sebelumnya, kondisi cadev di atas US$140 miliar pada Februari 2022.
Dia mengatakan bahwa posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, posisi cadangan devisa Mei 2023 juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” katanya.
Dia menegaskan bahwa BI ke depan akan terus memperkuat ketahanan sektor eksternal sejalan dengan bauran kebijakan yang ditempuhnya bersama Pemerintah.
“Bauran BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutur Erwin. (agt)