KABANJAHE (Berita): Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh Industri Jasa Keuangan berkomitmen untuk mendorong peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional.
Siaran pers yang diterima dari OJK Provinsi Sumatera Utara menyebutkan hal itu Kamis (3/10/2024).
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa
Keuangan OJK Provinsi Sumatera Utara mewakili Forkom IJK Sumut, Wan Nuzul
Fachri membuka Forkom IJK Goes to SMA Negeri 2 Kabanjahe Selasa (2/10/2024).
Ia mengatakan dengan akses keuangan yang lebih mudah, masyarakat memiliki peluang untuk memanfaatkan produk dan layanan keuangan secara lebih maksimal.
“Layanan keuangan baik untuk menabung, mendukung kegiatan usaha, berinvestasi dan melakukan proteksi aset atau jiwanya,” kata Wan Nuzul.
Ia menyebut untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya pelajar terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong akselerasi penambahan jumlah rekening tabungan, OJK bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Sumatera Utara (Forkom IJK Sumut) mengadakan kegiatan Forkom IJK Goes to SMA Negeri 2 Kabanjahe dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK).
Adapun Forkom IJK Sumut yang dibentuk sejak tahun 2016 merupakan wadah organisasi yang mempersatukan otoritas dan seluruh pelaku industri jasa keuangan yang salah satu tujuannya untuk melaksanakan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.
Kegiatan Forkom IJK Goes to SMA Negeri 2 Kabanjahe dalam rangka BIK yang
mengusung tema “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif” dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kabanjahe pada tanggal 2 Oktober 2024 dengan total peserta sebanyak 400 orang yang terdiri dari siswa dan siswi SMA Negeri 2 Kabanjahe.
Pada BIK tahun ini, kata Wan Nuzul, Forkom IJK Sumut telah menetapkan kegiatan edukasi di enam lokasi di Provinsi Sumatera Utara salah satunya SMA Negeri 2 Kabanjahe dengan sinergi antar industri jasa keuangan baik sektor perbankan, pergadaian, pasar modal, serta kolaborasi dengan regulator.
“OJK bersama industri jasa keuangan dan lembaga-lembaga terkait terus berupaya
meningkatkan inklusi keuangan tidak hanya sebatas pengembangan produk dan
layanan jasa keuangan tetapi juga meliputi empat elemen inklusi keuangan,” ujar Wan Nuzul.
Empat elemen inklusi keuangan itu yakni perluasan akses keuangan, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan,
penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, serta peningkatan kualitas baik
produk dan layanan jasa keuangan,.
Lebih lanjut, Wan Nuzul menyampaikan pesan penting kepada seluruh siswa dan siswi
untuk lebih waspada terhadap maraknya praktik judi online yang terselubung di balik
aplikasi permainan digital. Ia juga mengingatkan pentingnya mengenali dan
menghindari aplikasi-aplikasi mencurigakan yang bisa mengarah pada kerugian
finansial dan sosial.
Pesan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya Forkom IJK Sumut untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, sekaligus memproteksi generasi muda dari dampak buruk aktivitas ilegal di dunia maya.
Dukungan industri jasa keuangan juga terlihat dengan adanya penyerahan secara
simbolis pemberian tabungan emas kepada siswa SMA Negeri 2 Kabanjahe yang
berprestasi. Sebagai rangkaian kegiatan BIK, terdapat Mini Expo yang diikuti oleh 9
industri jasa keuangan, yang memberikan informasi kepada para pelajar tentang
berbagai produk keuangan. Hal ini diharapkan dapat memperluas wawasan siswa/i
tentang pentingnya perencanaan keuangan sejak usia muda. (wie)