Harga CPO Berpeluang Bertahan Mahal 2021

  • Bagikan
Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin
Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin

MEDAN (Berita): Pakar Ekonomi Benjamin Gunawan mengungkapkan harga Crude Palm Oil (CPO) berpeluang bertahan mahal di tahun 2021.

Faktor yang paling dominan mendorong kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dikarenakan meroketnya harga minyak mentah dunia. Untuk harga jenis minyak mentah West Texas intermidiate (WTI) mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir yakni dari kisaran $52 per barel, saat ini berada dikisaran $62 per barel.

Demikian Benjamin Gunawan kepada Berita, Minggu, (28/2) di Medan

Dia menyebutkan, tren perkembangan harga CPO dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dimana harga CPO naik mendekati $3.800 ringgit Malaysia per ton.

Meski harga CPO yang sempat turun dikisaran 3400-an ringgit sebelumnya. Secara meyakinkan mengalami kenaikan yang cukup signifikan belakangan ini. Sejauh ini harga CPO ditransaksikan di kisaran level 3.784 ringgit per ton di akhir pekan kemarin,ungkapnya.

Dijelaskan Benjamin, kenaikan harga minyak mentah tersebut terjadi disaat sejumlah negara OPEC sepakat dalam pemangkasan output sebelumnya.

Hal ini lah yang menjadi akar kenaikan harga komdoitas lainnya termasuk CPO. Dimana CPO juga menjadi bahan baku pembuatan Bio Diesel yang tetunya diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.

Dikatakan Benjamin, jika kebijakan pemangkasan output minyak mentah dunia terus berlangsung, maka besar kemungkinan harga CPO juga mampu bertahan mahal.

Apalagi jika China dan India mengalami pemulihan ekonomi yang bagus di tahun ini. Sejauh ini China diproyeksinya akan tumbuh diatas 8% di tahun 2021. Sementara India juga keuar dari tekanan resesi,paparnya

Dua Negara tersebut jika diproyeksikan terus mengalami pemulihan ekonomi di tahun ini, maka harapan akan konsumsi minyak CPO mengalami kenaikan.

“Hal ini akan menjadi kabar baik bagi petani sawit kita karena besar kemungkinan harga CPO akan bertahan mahal untuk waktu yang lama.

Dan kalaupun nantinya terjadi lompatan pasokan CPO di dua negara yakni Indonesia dan Malaysia, maka harga CPO justru akan tetap mampu bertahan mahal.

“Jadi di tahun ini kuncinya adalah harga komoditas minyak dunia bertahan mahal, terjadi pemulihan ekonomi di negara konsumen CPO terbesar, dan tidak ada gejolak ekonomi lainnya yang timbul. Selama itu tercipta, maka harga CPO akan mampu bertahan mahal,jelas Benjamin.

Sebaliknya, kata Benjamin, kalaupun terjadi penurunan pada harga CPO, maka sentimen yang mempengaruhi adalah sentimen teknikal. Pemicu penurunan harga akan bersifat sementara, dan tidak butuh waktu lama untuk mengalami pemulihan atau recovery nantinya,jelasnya. (lin)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *