JAKARTA (Berita): Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mencatat bahwa penggunaan dolar AS sebagai transaksi di perdagangan dunia terus menurun mendekati 50 persen dari semula 70 persen.
“Langkah banyak negara untuk mengurangi penggunaan dolar AS atau dedolarisasi terus meluas, termasuk Bank Indonesia (BI) dan negara-negara di kawasan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, di kutip Selasa (9/5/2023).
Seiring penggunaan dolar AS yang terus menurun, Perry menyatakan bahwa BI juga akan mempercepat dan memperluas kerja sama dengan negara lainnya untuk mengurangi penggunaan dolar AS.
“Kami selalu sampaikan bahwa BI terus mempercepat dan memperluas kerja sama penggunaan local currency transaction [LCT],” katanya dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Pasalnya, aksi untuk mengurangi penggunaan dolar AS akan semakin mendorong stabilitas nilai tukar mata uang, termasuk bagi Rupiah.
Transaksi menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi juga mendorong efisiensi serta biaya yang lebih murah.
“Tentu biaya transaksi lebih murah dan risiko nilai tukar juga lebih rendah, yang dulunya harus dikonversikan ke dolar AS, dolar AS ke local currency, sekarang tidak melalui dolar lagi.
Itu yang terus dilakukan dan ini juga dilakukan ke berbagai negara,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, BI telah menjalin kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam bertransaksi dengan Thailand, Malaysia, Jepang, Filipina, dan China. Terbaru, BI menggandeng Korea Selatan untuk kerja sama tersebut.
Selanjutnya, BI akan memperluas kerja sama penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan India dan Arab Saudi. (agt)