Kecanggihan Teknologi, AI Bantu Kerja Wartawan

  • Bagikan
Berita Sore/laswie wakid Wartawan senior Wicaksono atau lebih dikenal panggilan Ndorokakung memaparkan kecanggihan AI membantu kerja wartawan pada Pelatihan Jurnalistik yang digelar Telkom Indonesia di kantornya Jalan HM Yamin nomor 13 Medan Jumat (17/5/2024).

MEDAN (Berita): Di era digitalisasi saat ini, semua makin dipermudah oleh kecanggihan teknologi yakni “mesin pencari” termasuk platform Artificial Intelligence (AI) yang kini lagi marak untuk mempermudah dan membantu kinerja seseorang, termasuk kerja wartawan.

Wartawan senior Wicaksono atau lebih dikenal panggilan Ndorokakung mengatakan hal itu pada Pelatihan Jurnalistik yang digelar Telkom Indonesia di kantornya Jalan HM Yamin nomor 13 Medan Jumat (17/5/2024). Pelatihan itu berlangsung selama dua hari )(16-17 Mei 2024) diikuti 44 wartawan media cetak dan online di daerah ini.

Ndorokakung dalam makalahnya “Media Sosial dan Artificial Intelligence (AI)” menyebut AI dapat mempermudah dan mempercepat wartawan dalam membuat berita.

“Tantangan wartawan di era media sosial saat ini ya adu cepat dalam menyajikan berita yang akurat dan terpercaya,” katanya

Oleh sebab itu, media sosial mendorong wartawan untuk berkompetisi dalam
memberikan berita secepat mungkin, yang bisa mengorbankan akurasi
dan kedalaman dalam pemberitaan.

“Jika selama ini kita membuat satu berita butuh setengah sampai satu jam, maka dengan menggunakan AI, cuma sepuluh detik saja,” ungkapnya.

Namun, Ndorokakung tidak menyarankan berita yang ditampilkan oleh AI “ditelan” bulat-bulat oleh wartawan. “AI ini hanya membantu mempermudah dan selanjutkan polesan berita tetap oleh wartawan itu sendiri seperti dalam mengambil angel dan lead berita,” tuturnya.

Ia menilai wartawan yang tidak menggunakan AI jelas akan tertinggal dengan wartawan yang menggunakan AI. Pasalnya, dengan AI supaya dipermudah baik berita maupun foto.

“Kita cukup menuliskan berita satu alinea saja, maka AI kemudian akan menampilkan narasumber berita seutuhnya hanya dalam hitungan detik. Beritanya sesuai dengan 5W dan 1 H,” katanya.

Menurutnya, Artificial Intelligence merupakan cabang ilmu komputer fokus pada pengembangan sistem komputer yang dapat
melakukan tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia. Perkembangan AI,
pada November 2022 diluncurkan ChatGPT, bisa diakses melalui alamat
https://chat.openai.com/.

ChatGPT mampu memberikan jawaban yang lebih baik jika pengguna menyematkan tanda petik untuk menekankan kepentingan
sebuah kata. ChatGPT secara spesifik, misalnya 500 kata, untuk menghindari kebingungan.

“Bila pengguna merasa belum puas
dengan respons pertama ChatGPT,
jangan ragu untuk mengubah perintah,” katanya.

Untuk pencarian foto juga seperti itu, dengan memberi perintah, mengetik foto apa lalu foto akan muncul. Seperti kita menuliskan “kecelakaan mobil Ferrari dengan taksi online di Medan”, maka dalam sekejap muncul foto ringsek mobil Ferrari. Ternyata latar belakangnya Taj Mahal, maka bisa kita ganti lagi. “Begitulah seterusnya, kita terus meminta apa yang kita mau. Selanjutnya terserah kita mengubah berita itu sesuai keinginan kita,” jelasnya.

Ndorokakung menambahkan tantangan wartawan ke depan memang media sosial. Sebab media sosial memperluas jangkauan audiens yang bisa direngkuh oleh wartawan. Ini membuka peluang untuk menjangkau pembaca di seluruh dunia, yang tidak mungkin dilakukan hanya melalui media tradisional.

Media sosial memberikan platform bagi wartawan untuk berinteraksi langsung dengan pembaca. Ini memungkinkan wartawan mendapatkan umpan balik, menjawab pertanyaan, dan terlibat dalam diskusi yang
memperdalam pengalaman berita bagi pembaca.

Wartawan bisa menggunakan media sosial untuk mengamati tren terkini dan opini publik, yang bisa menjadi sumber berita dan membantu dalam memahami konteks berita yang lebih besar.

Media sosial juga penting untuk membangun dan mengelola reputasi profesional wartawan. Dengan kehadiran yang aktif dan profesional di media sosial, wartawan dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan audiens mereka.

Ndorokakung menyebut tantangan wartawan di era media sosial ini antara lain adu cepat sehingga kerap mengorbankan akurasi dan kedalaman pemberitaan.

“Media sosial mendorong wartawan untuk berkompetisi dalam menyajikan berita secepat mungkin, yang bisa mengorbankan akurasi dan kedalaman berita,” katanya lagi.

Kehadiran media sosial juga dapat mengalihkan perhatian pembaca dari berita
mendalam ke konten yang lebih singkat dan viral. Media sosial memungkinkan disinformasi menyebar dengan cepat dan
luas, mengancam integritas berita yang diverifikasi secara akurat.

Berita di media sosial bisa diambil alih dan direkayasa ulang oleh pengguna lain, mengubah konteks dan narasi asli.

Oleh karena itu, katanya, kredibilitas sumber berita dan wartawan dapat diragukan karena media sosial sering menjadi platform untuk pendapat pribadi dan konten yang tidak terverifikasi.

“Sulit untuk mengawasi dan mengendalikan konten yang diunggah di media sosial, termasuk konten yang melanggar etika atau hukum,” tegas Ndorokakung.

Menurutnya, perubahan perilaku konsumen yang lebih suka mendapatkan berita melalui
media sosial telah mengubah model bisnis media tradisional.

ChatGPT, katanya, Chatbot yang dapat melakukan interaksi dengan penggunanya (manusia). ChatGPT tersebut dapat memberikan jawaban yang logis ketika pengguna menanyakan sesuatu atau
memberi perintah (prompt) untuk membuat sesuatu dalam bentuk teks.

Bagaimana ChatGPT bisa membantu
wartawan? Terkait ini Ndorokakung menilai chatGPT bisa melakukan pencarian informasi secara cepat. Wartawan dapat menggunakan ChatGPT untuk mencari informasi cepat dari berbagai sumber, mempercepat proses pengumpulan data untuk artikel atau laporan.

ChatGPT juga dapat membantu wartawan dalam merangkum artikel panjang, menerjemahkan bahasa asing, dan mengubah data kompleks menjadi konten yang lebih mudah dipahami.

Jika wartawan mengalami kebuntuan ide, ChatGPT dapat membantu dalam menghasilkan ide-ide kreatif untuk cerita atau artikel berdasarkan topik yang diberikan.
ChatGPT juga dapat membantu dalam merumuskan narasi yang kuat dan menarik untuk artikel, membantu wartawan mengomunikasikan informasi dengan lebih efektif

Dengan mengajukan pertanyaan kompleks kepada ChatGPT, wartawan bisa mendapatkan wawasan lebih mendalam untuk
menganalisis data atau situasi yang rumit.

“Wartawan dapat menggunakan ChatGPT untuk memahami konsep teknis, seperti algoritma AI atau statistik, yang relevan dalam laporan mereka,” jelasnya.

AI merupakan kecerdasan buatan yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *