MEDAN (Berita): Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sumut Ridho Haikal mengatakan, untuk membenahi UMKM yang terdampak Covid-19, pihaknya telah melakukan kajian di 33 kabupaten/kota.
Hasilnya, telah disimpulkan untuk langkah-langkah ke depan guna membantu perekonomian di Sumut yang salah satunya di sektor UMKM di era pandemi ini.
Demikian Haikal didampingi konsultan manajemen strategis SDMnya Tarmizi kepada Berita,Sabtu Kemarin di Medan
Dikatakan Haikal, memasuki New Normal Sumatera Utara sedang berbenah. Terutama membenahi aspek sosial dan ekonomi yang terpuruk akibat dampak Covid-19.
Dari tiga akselerasi perbaikan ekonomi Sumut salah satunya sektor UMKM. Untuk ini kita telah membentuk tim dan melakukan kajian.
Dari hasil kajian itu kita telah menyimpulkan tiga kategori. Yakni pertama, sektor UMKM yang terdampak Covid-19. Kedua, apa yang menjadi permasalahan UMKM akibat Covif-19. Dan ketiga, menyimpulkan untuk dijadikan solusi akibat dampak Covid-19 tersebut,papar Haikal.
Lebih jauh Haikal memaparkan, dari kunjungan tim ke 33 Kabupaten/kota, itu juga hasil diskusi dan menindak lanjuti keluhan UMKM di 33 kabupaten/kota. Lalu hasilnya kita kaji untuk memberikan solusinya.
Dari hasil kajian itu lagi lanjut Haikal, sebelumnya dilakukan pengumpulan data, lalu me review UMKM. Data ini lalu didiskusikan, permasalahannya apa,kemudian sektor apa yang paling berdampak sampai dengan apa solusinya untuk membantu UMKM yang terpuruk akibat dampak Covid-19 tersebut,ucap Haikal dan Tarmizi.
Hasil review di 33 kabupaten/kota ada sejumlah 48.795 UMKM. Kemudian diurutkan dengan rangking yang tertinggi dan disimpulkan menjadi tiga kategori penting tersebut.
Yakni, pertama, sektor UMKM apa saja yang paling terdampak Covid-19 ini yang hasilnya ada 13 sektor yang paling terdampak.
Yakni, sektor makanan/kuliner, lalu sektor industri pengolahan/rumah tangga,kerajinan tangan,konveksi,perikanan dan pertambakan,pertanian, perkebunan,peternakan dan transportasi,rinci Haikal.
Ketigabelas sektor inilah yang paling terdampak Covid-19 setelah diambil jumlah keluhan dari ke 33 kabupaten/kota. Seperti urutan pertama sektor makanan/kuliner ada 26 kabupaten/kota yang mengeluhkannya akibat dampak Covid ini, sebut Haikal mencontohkan.
Lalu kedua, lanjutnya, tentang permasalahan UMKM akibat pandemi ini. Untuk kategori ini ada sepuluh point.
Yakni, terjadinya penjualan menurun yang cukup signifikan, lalu sulitnya meminjam modal usaha,kurangnya pemasaran,UMKM yang tidak paham dengan cara pemasaran online,harga bahan baku yang tinggi,bahan baku yang sulit didapatkan,produk yang terhambat distribusinya, modal usaha yang sudah habis/kurangnya peralatan dan perlengkapan dan bahan baku yang terlambat masuk.
Inilah sepuluh keluhan yang kita simpulkan dan menjadi permasalahan di 33 kabupaten/kota akibat dampak Covid-19 ini.
Sedangkan kategori ketiga disimpulkan apa yang menjadi solusi prioritas UMKM tersebut dan menghasilkan 13 point. Dan kategori ketiga ini, apa solusi dari kedua kategori di atas? dari sini kita simpulkan lagi ada 13 point untuk penanganannya.
Yaitu, dengan, memberi pinjaman modal dengan bunga yang rendah,memberikan pelatihan dengan pemasaran online,membuka wadah E-Commerce, memberikan pelatihan untuk UMKM untuk berbagai sektor, memberikan fasilitas peralatan dan sarana.
Membukakembali akses wisata,membantu pemasaran UMKM,pemberian KUR yang permanen, membuka akses jalan,menstabilkan bahan baku,memberikan bahan baku seperti bibit,memberikan pelatihan yang terdampak PHK untuk berwirausaha dan diperbolehkannya kegiatan adat istiadat.
Ke 13 point inilah sebagai solusi yang telah kita simpulkan dari kajian yang telah dilakukan untuk membantu 33 kabupaten/kota yang terdampak akibat pandemi ini,papar Haikal.
Kajian tiga kategori inilah yang kita laporkan dan sebagai masukan kepada pak Gubernur dan Wakil Gibernur,ucap Haikal
Daya Beli Masyarakat Menurun
Sementara Tarmizi mengatakan, dari hasil kajian dengan tim Dinas Koperasi dan UMKM sejumlah 48.795 yang telah di review. Bila ini disetujui dari bantuan anggaran Gugus Tugas tersebut akan disesuaikan lagi alokasi besarannya.
Sebab, dari hasil kajian ini terjaddi dampak penurunan daya beli masyarakat dengan berbagai alasan dan penetapan protokol kesehatan selama pandemi.
Seperti untuk tetap di rumah (stay at home) sangat berpengaruh dari 50 hingga 70 persen. Terutama koperasi dan UMKM yang berkaitan dengan pariwisata,ucap Tarmizi.
Artinya, besaran dana yang dikucurkan untuk bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan UMKM dan juga jenisnya melalui kajian tentunya,tutup Tarmizi. (lin)