MEDAN (Berita): Kinerja positif PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berlanjut pada kuartal III/2022. Hal ini tercermin dari laba bersih yang meningkat 42 persen secara year on year (YoY) mencapai Rp3,21 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan hal itu pada konferensi pers “Paparan Kinerja Triwulan III PT Bank Syariah Indonesia Tbk Tahun 2022” secara virtual Kamis (27/10/2022).
Hery menyebut BSI membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp245,18 triliun, atau tumbuh 11,86 persen pada periode yang sama.
Kinerja positif ini didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK. Bahkan tabungan wadiah tumbuh melesat dan menjadi salah satu produk yang paling diminati masyarakat.
Pasalnya produk perbankan syariah tersebut bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang mudah diakses.
Kinerja solid juga didukung oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35 persen yaitu menjadi Rp199,82 triliun. Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32 persen. Disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81 persen dan pembiayaan gadai naik 30,15 persen.
“Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59 persen,” katanya.
Knerja perseroan hingga September 2022 berada pada jalur yang tepat dan menuju pertumbuhan yang semakin solid.
“Kami terus melakukan transformasi dan efisiensi di internal serta mencermati perkembangan ekonomi di dalam negeri dan global, agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja BSI yang sehat dan berkelanjutan,” tuturnya.
Selain itu, kata Hery, kinerja perseroan yang konsisten tumbuh sehat terdorong oleh sinergi dan konsistensi membangun Islamic Ecosystem.
Sinergi itu menjadi salah satu katalis utama bagi BSI untuk membukukan pertumbuhan yang berkelanjutan dan semakin cemerlang sepanjang tahun ini.
Dia pun berharap untuk terus mengembangkan ekosistem tersebut, BSI memerlukan dukungan dari seluruh pihak yang terkait.
Sehingga literasi keuangan syariah dapat terus ditingkatkan secara masif, dan bank syariah mampu menjadi leading sektor yang diiringi pertumbuhan market share di masa datang.
Hery menambahkan, pencapaian kinerja yang solid ini juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan.
Sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53 persen secara yoy menjadi Rp280 triliun, Return of Equity (ROE) tumbuh sebesar 17,44 persen. Serta effisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56 persen. (wie)