MEDAN (Berita): Sektor perbankan Sumatera Utara menunjukkan ketahanan dengan peningkatan modal dan ketahanan likuiditas hingga Mei 2024.
Pertumbuhan kredit yang kembali pulih dan semakin solid tercatat sebesar 7,26 persen yoy, menandai peningkatan signifikan dibandingkan pertumbuhan negatif 2,40 persen yoy pada tahun sebelumnya.
“Hal ini mencerminkan kekuatan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang terus berlanjut,” kata Khoirul Muttaqien, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara Sabtu (20/7/2024).
Ia menjelaskan upaya untuk memperluas akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Per Mei 2024, penyaluran kredit kepada UMKM di Sumatera Utara mencapai Rp79,72 triliun dengan pertumbuhan sebesar 9,06 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM didominasi oleh sektor Perdagangan dengan pangsa 45,41 persen diikuti dengan Pertanian dengan pangsa 26,08 persen yang terdiri dari perkebunan sawit dan pertanian padi.
Pertumbuhan kredit UMKM yang cukup signifikan didorong oleh pertumbuhan kredit segmen usaha mikro yang memiliki share outstanding terhadap kredit UMKM total sebesar 50,51 persen, diikuti oleh segmen kecil 28,02 persen dan menengah 21,47 persen.
“Pola penyaluran kredit mikro mulai mendominasi dibandingkan segmen kredit lainnya sejak akhir 2021, yang sebelumnya didominasi oleh kredit menengah,” jelasnya.
Pergeseran segmen kredit UMKM ini dipengaruhi oleh munculnya beragam jenis usaha perorangan dalam era new normal sehingga kredit yang disalurkan kepada kelompok mikro lebih besar dibandingkan kelompok lainnya.
“Penyaluran kredit konsumtif yang semakin meningkat turut mendorong pemulihan pertumbuhan kredit provinsi secara keseluruhan,” sebut Muttaqien.
Kredit konsumtif secara stabil mengalami pertumbuhan selama setahun terakhir dan pada Mei 2024 mencapai Rp80,66 triliun atau bertumbuh 12,71 persen yoy. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan kepercayaan konsumen dan akses yang lebih baik ke layanan keuangan.
Pertumbuhan konsumtif utamanya ditopang oleh kredit rumah tangga lainnya dan multiguna yang bertumbuh 12,67 persen yoy, kredit kepemilikan rumah tinggal (KPR) yang mencapai 10,60 persen yoy, dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) yang mencapai 17,43 persen yoy.
Peningkatan kredit konsumtif turut didorong dengan peningkatan konsumsi pada bulan Ramadan dan peningkatan daya beli masyarakat yang tercermin dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 3,67 persen pada tahun 2024.
Kualitas kredit perbankan tetap terjaga pada tingkat yang aman, dengan rasio non performing loan (NPL) net sebesar 1,01 persen (Desember 2023: 0,73 persen) dan NPL gross sebesar 2,05 persen (Desember 2023: 1,81 persen).
Sementara itu, loan at risk (LaR) atau kredit yang berisiko juga berhasil mengalami perbaikan hingga mencapai 7,39 persen (Desember 2023: 7,61 persen), dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah kredit restrukturisasi. (wie)