OJK: Potensi Bursa Karbon Sangat Besar

  • Bagikan
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi.

MEDAN (Berita): Ke depan, potensi Bursa Karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 3.938 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa (OJK) Inarno Djajadi Rabu (11/9/2024).

Pada Bursa Karbon, katanya, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 Agustus 2024, tercatat 75 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume
sebesar 613.717 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp37,05 miliar. Dengan rincian
nilai transaksi 26,73 persen di Pasar Reguler, 23,19 persen di Pasar Negosiasi, 49,88 persen di Pasar Lelang, dan 0,21 persen di marketplace.

Inarno menambahkan di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 5,72 persen mtd pada 30 Agustus 2024 ke level
7.670,73 (ytd: menguat 5,47 persen), dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp13.114 triliun atau naik 6,29 persen mtd (12,34 persen ytd), serta non-resident mencatatkan net buy Rp28,77 triliun mtd (ytd: net buy Rp27,73 triliun).

“Secara mtd, penguatan terjadi di hampir seluruh sektor dengan penguatan terbesar
di sektor consumer non-cyclicals dan property dan real estate,” jelas Inarno.

Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat Rp12,70 triliun ytd.

Tren penguatan ini mendorong IHSG mencetak all time high pada Agustus dengan
rekor tertinggi pada 30 Agustus di level 7.670,73, dan melanjutkan rekor all time
high di September 2024.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,71 persen mtd (naik 4,41
persen ytd) ke level 391,14, dengan yield SBN rata-rata turun 22,75 bps (ytd: naik
3,12 bps) dan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp39,24 triliun mtd (ytd:
net buy Rp10,25 triliun). Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident
mencatatkan net sell sebesar Rp0,20 triliun mtd (ytd: net sell Rp2,47 triliun).

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat
sebesar Rp841,37 triliun (naik 1,34 persen mtd atau 2,02 persen ytd), dengan Nilai
Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp498,40 triliun atau naik 1,38
persen mtd (ytd: turun 0,61 persen) dan tercatat net subscription sebesar Rp1,42
triliun mtd (ytd: net redemption Rp11,11 triliun).

Inarno menyebut penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp135,25 triliun di mana Rp4,39 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 28 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 116 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,72 triliun.

Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan
ketentuan SCF, hingga 30 Agustus 2024 telah terdapat 17 penyelenggara yang telah
mendapatkan izin dari OJK dengan 604 penerbitan Efek, 161.690 pemodal, dan
total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp1,18 triliun. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *