MEDAN (Berita): Nilai piutang perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan yang stabil, mencerminkan keberlanjutan ekspansi sektor pembiayaan di Sumatera Utara.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan hal itu Selasa (22/4/2025).
Hingga Februari 2025, total piutang mencapai Rp23,36 triliun, tumbuh 4,23 persen yoy. Sektor perdagangan menjadi penerima pembiayaan terbesar dengan porsi 20,62 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 11,33 persen.
Dilihat berdasarkan jenis penggunaan, pembiayaan multi guna masih mendominasi
dengan porsi 56,21 persen dengan pertumbuhan terkontraksi 1,52 persen.
Selanjutnya, pembiayaan modal kerja mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, yaitu
sebesar 35,32 persen yoy, sementara pembiayaan investasi bertumbuh sebesar 6,09
persen yoy.
Adapun risiko yang terkait dengan perusahaan pembiayaan tetap terkendali dengan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) masih dapat ditahan dalam level yang terjaga sebesar 2,64 persen.
Pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Februari 2025 bertumbuh sebesar
20,73 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp483 miliar (Februari
2024: Rp400 miliar).
Kinerja fintech peer-to-peer (P2P) lending hingga Januari 2025 terus mencatatkan
pertumbuhan yang kuat. Outstanding pinjaman meningkat signifikan sebesar 52,43
persen yoy mencapai Rp2,73 triliun.
Di sisi lain, risiko pembiayaan yang tercermin dari rasio TWP90 tetap terjaga pada level aman di 1,89 persen, sedikit meningkat dari 1,87 persen pada Februari 2024.
Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan inklusi keuangan yang semakin luas, dengan teknologi P2P lending memungkinkan akses
pembiayaan bagi segmen masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani oleh lembaga
keuangan konvensional, termasuk pelaku UMKM.(wie)