Pandemi Covid-19, Pengusaha Perempuan Berkurang

  • Bagikan

JAKARTA (Berita): Perempuan di seluruh dunia mengalami dampak pandemi Covid-19 secara tidak proporsional dimana 87 persen pengusaha perempuan mengatakan bahwa mereka sangat terdampak.

Siaran pers dari Mastercard Indonesia yang diterima Selasa (24/11) menyebutkan banyaknya sektor yang terpukul oleh kemerosotan ekonomi (pariwisata, ritel, makanan dan minuman, dan sebagainya), kesenjangan gender di dunia digital di tengah pesatnya transformasi digital dan meningkatnya tanggung jawab perempuan dalam mengasuh anak di tengah situasi pandemi hanya beberapa faktor yang membuat peran perempuan sebagai pengusaha menjadi sangat rentan.

Untuk mengatasi masalah yang besar ini dan membuka potensi penuh perempuan dalam dunia bisnis, laporan Mastercard Index of Women Entrepreneurs (MIWE) 2020 menunjukkan temuan menarik untuk membangun studi kasus kebijakan-kebijakan berbasis gender secara internasional.

Di tahun keempatnya ini, MIWE menyoroti kontribusi sosial ekonomi yang sangat besar dari pengusaha perempuan di seluruh dunia, serta memberikan wawasan terkait faktor-faktor yang dapat mendorong dan menghambat kemajuan mereka.

Melalui metodologi unik – dengan memanfaatkan data yang tersedia secara publik dari organisasi internasional terkemuka, seperti OECD dan International Labour Organization (ILO) – MIWE 2020 memberikan peringkat bagi negara-negara secara global dalam hal kemajuan para perempuan di dunia bisnis sebelum pandemi terjadi di 58 negara (termasuk 15 negara di kawasan Asia Pasifik), dimana angka tersebut mewakili hampir 80 persen tenaga kerja perempuan.

Negara terkuat tahun lalu, Amerika Serikat (turun dari posisi ke-1 menjadi ke-2) dan Selandia Baru (turun dari posisi ke-2 menjadi posisi ke-4) menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan inisiatif berbasis gender dewasa memiliki kinerja yang lebih baik di panggung global, dengan fokus berkelanjutan pada peningkatan kondisi bagi para perempuan di dunia bisnis.

Di kedua negara tersebut, persepsi budaya yang mendukung kewirausahaan, visibilitas tinggi para pemimpin perempuan yang berperan sebagai panutan bagi calon pengusaha, dan kondisi kewirausahaan yang mendukung, memainkan peranan penting dalam kesuksesan mereka.

Mayoritas negara (34 dari total 58 dalam laporan ini) memiliki skor MIWE yang bagus, yaitu antara 60 hingga 70 seperti Australia, Indonesia, Tiongkok Daratan, Singapura, Vietnam, dan Malaysia, sementara 13 negara memiliki skor yang lebih rendah, yaitu antara 50 hingga 60 seperti Jepang dan India.

Dari 58 negara yang termasuk dalam Indeks, 12 negara berhasil naik lima peringkat atau lebih dari tahun-ke-tahun, sementara 10 negara turun lima peringkat atau lebih.

Negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang tumbuh pesat meliputi Tiongkok Daratan (+6) dan Indonesia (+5) sedangkan penurunan terbesar terlihat di Singapura (-12), Filipina (-10), Hong Kong (-8), dan Vietnam (-7).

Julienne Loh, Executive Vice President, Enterprise Partnerships, Asia Pacific, Mastercard mengatakan laporan ini semakin memperjelas bahwa terlepas dari kekayaan ekonomi, tingkat perkembangan, ukuran, dan lokasi geografis, ketidaksetaraan gender terus berlanjut – bahkan sejak sebelum pandemi. Covid-19 hanya memperburuk situasi yang sejak awal sudah bermasalah.

“Covid-19 secara tidak adil telah mengganggu kehidupan dan mata pencaharian perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki,” katanya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang sudah muncul sejak sebelum pandemi, seperti jenis pekerjaan dan sektor pekerjaan yang cenderung dipilih perempuan, tanggung jawab dalam mengasuh anak dan rumah tangga, serta disparitas gender dalam dunia bisnis.

“Akan tetapi, di tengah situasi pandemi ini kami juga melihat kekuatan dan ketahanan para perempuan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan,” ungkap Julienne Loh. (Wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan