MEDAN (Berita): Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan tidak hanya bagi Indonesia, juga seluruh dunia akibat peristiwa luar biasa pandemi Covid-19.
Dampak terbesar terutama memukul perekonomian Indonesia dan global. Namun, dinamika dan tantangan pada tahun 2020 ini juga telah berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Ditambah lagi, adanya tensi geopolitik yang terjadi pada tatanan global, turut menambah risiko ketidakpastian yang terjadi di seluruh dunia.
Kepala Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut Muhammad Pintor Nasution dalam siaran persnya diterima Sabtu (28/11) mengatakan faktor-faktor tersebut berdampak signifikan terhadap kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara umum, termasuk dunia usaha serta pasar keuangan global maupun domestik.
Pelaku usaha dan pelaku pasar menghadapi berbagai kendala karena terganggunya aktivitas ekonomi dari segala lini, baik dari sisi produksi maupun konsumsi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -3,49 persen (yoy).
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tersebut dinilai oleh banyak pihak mulai memberikan sinyal perbaikan apabila dibandingkan dengan kuartal II-2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -5,32 persen (yoy).
Dalam kondisi seperti ini, diperlukan adanya langkah dan kebijakan yang tepat serta terukur untuk menghadapi tekanan yang terjadi sekaligus guna mengantisipasi risiko yang ada.
Oleh karena itu, penting bagi para pelaku usaha dan pelaku pasar untuk mendapatkan berbagai informasi serta wawasan mengenai kondisi terkini, peluang, juga tantangan yang akan dihadapi, termasuk arah kebijakan Pemerintah atau otoritas yang relevan.
Harapannya, pelaku pasar serta pelaku usaha dapat menetapkan strategi yang tepat untuk menghadapi situasi ini dan pada akhirnya, turut berperan positif dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Melihat kondisi tersebut serta dalam rangka mempersiapkan stakeholders di Pasar Modal Indonesia serta pelaku bisnis menghadapi kondisi resesi perekonomian di Indonesia, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan acara CEO Networking 2020 dengan tema “Building Resilience to Economic Recovery” yang merupakan rangkaian acara Peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh 1.043 peserta yang merupakan Para Petinggi OJK, Para Direksi dan Dewan Komisaris BEI, Para Direksi dan Dewan Komisaris KSEI, Para Direksi dan Dewan Komisaris KPEI, CEO dari stakeholders di Pasar Modal Indonesia, diantaranya adalah Perusahaan Tercatat, Anggota Bursa, Perusahaan Binaan IDX Incubator.
Bank Kustodian, Manajer Investasi, Selling Agent serta perwakilan Asosiasi, Investor Institusi, dan stakeholders Pasar Modal Indonesia lainnya. CEO Networking 2020 diselenggarakan pada Selasa (24/11) secara virtual melalui aplikasi Zoom dengan menghadirkan narasumber serta pembicara dari Pemerintah pusat, Pemerintah daerah dan Profesional.
CEO Networking 2020 ini diadakan untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, dan memberikan optimisme kepada para peserta agar bersinergi dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi yang berdampak pada iklim bisnis di Indonesia.
Pada akhirnya, acara ini juga diharapkan dapat membantu peserta mengatur strategi ke depannya, serta memanfaatkan peluang yang ada di tengah tantangan ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri, yang dapat mendukung kegiatan usaha perusahaan dan secara berkesinambungan mendukung kemajuan Pasar Modal Indonesia.
Kegiatan di penghujung tahun ini dibuka dengan laporan kegiatan dari Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. Kemudian dilakukan foto bersama.
Acara dilanjutkan dengan rangkaian Talk Show yang menghadirkan Ketua Tim Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional dan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara 1 Budi Gunadi Sadikin yang membawakan tema “Peran dan Strategi Pemerintah Pusat dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional” dan Ketua Himpunan Bank Negara dan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso yang membawakan tema “Penerapan dan Implementasi Program dari PEN”.
Talk Show terakhir bertemakan “Strategi Penguatan dan Ketahanan Ekonomi Daerah dalam Mengantisipasi Dampak Pandemi” menghadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai narasumber. Seluruh Talk Show CEO Networking 2020 dipandu Ade Mulya.
Acara CEO Networking 2020 ditutup dengan Closing Remarks yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dengan tema “Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Penanganan Usaha dan Investasi dalam Pandemi COVID-19”.
CEO Networking 2020 telah memberikan informasi terkini dari Pemerintah pusat dan daerah agar para CEO dari stakeholders Pasar Modal Indonesia dapat tetap optimis, siap untuk menghadapi tantangan perlambatan perekonomian Indonesia dan mendukung akselerasi pertumbuhan Pasar Modal Indonesia.
Acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan wawasan para CEO dari stakeholders Pasar Modal Indonesia untuk dapat bersinergi dalam mengantisipasi kondisi pandemi serta perlambatan ekonomi yang berdampak pada iklim bisnis di Indonesia.
Dengan demikian, Pasar Modal Indonesia dapat semakin menjadi cerminan maupun tolak ukur bagi kemajuan perekonomian Indonesia.
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi dalam sambutannya saat membuka CEO Networking 2020 menyampaikan, “Pandemi COVID-19 telah memaksa kita untuk mengambil langkah extraordinary dan menuntut kita semua untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baru. Perubahan dan penyesuaian dalam proses bisnis, tentunya tidak mengubah upaya kita semua untuk terus berkontribusi dalam membangun pasar modal Indonesia ke depan”, kata Inarno.
Ucapan terima kasih disampaikan oleh Direktur Utama BEI kepada OJK dan seluruh pelaku pasar, yang telah membantu Bursa dalam memfasilitasi 46 perusahaan baru saham untuk Go Public sampai tanggal 24 November 2020 dan masih terdapat 20 calon perusahaan tercatat saham di pipeline yang siap tercatat di akhir tahun 2020 ini atau di quarter 1 2021. Aktivitas Go Public di tahun ini juga merupakan yang terbanyak jika dibandingkan dengan bursa saham di kawasan ASEAN.
Inarno juga menyebutkan Pertumbuhan aktivitas Go Public juga turut diikuti tren pertumbuhan jumlah investor pasar modal. Meski dalam situasi Pandemi, jumlah investor terus bertumbuh hingga mencapai 3,39 juta investor atau meningkat 37% sepanjang tahun 2020 ini.
Peningkatan transaksi investor mencapai 78 ribu perhari atau naik 42% dibandingkan tahun lalu. Bahkan, terdapat pula peningkatan aktivitas transaksi investor ritel sejak awal tahun 2020 yang mengalami kenaikan mencapai 126%.
BEI bersama OJK juga telah menyelesaikan Road Map Pasar Modal Syariah untuk lima tahun depan, sebagai upaya penguatan dan pendalaman produk dan layanan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
Upaya pengembangan pasar modal syariah di Indonesia turut di apresiasi oleh pasar global, ditandai dengan pengukuhan BEI sebagai The Best Islamic Capital Market 2020 dari Global Islamic Finance Awards (GIFA).
Pada sambutan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan segera mendarat lagi di level 6.000.
Hal ini karena indeks sudah mulai merangkak dalam beberapa waktu terakhir. “Pada perdagangan 23 November 2020 IHSG sudah 5.600 dan kami harapkan bisa 6.000 lagi karena sebelum turun kemarin-kemarin, IHSG itu di level 6.000,” ucap Wimboh Santoso.
Pasar saham, sambung Wimboh, sempat berada di titik terendah pada Maret 2020, yaitu di bawah 4.000
Pada Closing Remarks yang disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi forum CEO Networking 2020 yang diadakan ini untuk terus menjaga optimisme pemulihan ekonomi pasca resesi ekonomi karena pandemi Covid-19.
“Harapan saya kepada seluruh pihak di industri pasar modal Indonesia, untuk selalu dapat terus berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya secara virtual. (Rel/Wie)