MEDAN ( Berita ) : Penanganan kesehatan melalui vaksinasi dan disiplin protokol Covid menjadi prasyarat utama untuk pemulihan ekonomi ke depan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Soekowardojo menegaskan hal itu, Sabtu (12/6/2021).
Kebijakan pemulihan ekonomi, katanya, perlu terus diperkuat antara lain melalui lima strategi respon kebijakan yaitu 1. Pembukaan sektor produktif dan aman, 2. Percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), 3. Peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, 4. Stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial dan 5. Digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Optimis Terakselerasi
Soeko menjelaskan prospek ekonomi Sumatera Utara pada triwulan II-2021 optimis terakselerasi dan diproyeksikan lebih tinggi dari triwulan I-2021.
“Optimisme perbaikan mengindikasikan ekonomi dapat kembali tumbuh positif yang didukung oleh perkembangan berbagai indikator terkini serta adanya faktor base effect,” kata Soekowardojo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Sabtu (12/6/2021).
Menurut dia, terus menguatnya kinerja ekonomi dunia akan mendorong akselerasi produksi eksportir dari usaha tambang dan industri pengolahan.
Usaha bangunan dan perdagangan juga akan mengalami akselerasi sejalan dengan semakin kondusifnya kegiatan operasional proyek baik PSN terkait infrastruktur, optimisme Undang-undang Cipta Kerja (UUC),? dan ekspansi swasta, serta adanya HBKN Idul Fitri yang akan mendorong aktivitas penjualan eceran.
“Dari sisi permintaan, membaiknya ekonomi secara umum akan menjaga pendapatan masyarakat dan penerimaan pajak bagi Pemerintah Daerah sehingga akan menopang konsumsi,” katanya.
Pada triwulan II itu, Soekowardojo juga memperkirakan dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga naik 51,5 persen, konsumsi pemerintah naik 6,18 persen, investasi naik 30,29 persen dan ekspor naik 35,93 persen.
Sisi penawaran juga mengalami kenaikan seperti 21,86 persen, industri 19,73 persen, perdagangan 18,9 persen dan konstruksi 13,33 persen.
Berdasarkan tracking terkini, kondisi perekonomian Sumut untuk keseluruhan tahun 2021 dapat terakselerasi dibandingkan 2020.
Pertumbuhan tersebut diperkirakan menunjukkan indikasi positif sekitar 3-4,5 persen sejalan dengan optimisme perbaikan ekonomi global maupun nasional.
Perbaikan ekonomi global tersebut diprediksi akan mendorong peningkatan ekspor dari lapangan usaha tradable.
Selain itu, adaptasi kenormalan baru diikuti dengan program vaksinasi tidak hanya memberikan dampak kepada aspek kesehatan masyarakat tetapi diperkirakan turut memberikan dampak yang positif kepada perekonomian.
Hal ini menjadi sinyal positif bagi dunia usaha dan mulai meningkatkan pertumbuhan konsumsi swasta dan investasi.
Lebih lanjut, kebijakan. Pemerintah untuk memberikan stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang cenderung akomodatif diperkirakan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Soeko menambahkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I 2021 tercatat -1,85 persen (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -2,94 persen (yoy).
Meskipun realisasi ini masih lebih rendah dari nasional yang sebesar -0,74 persen (yoy) dan juga dari Sumatera yang sebesar -0,86 persen ( yoy). Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di Sumut lebih baik dari beberapa provinsi lain di Sumatera yang terkontraksi cukup dalam seperti di Lampung dan Aceh.
Di sisi lain, sejalan dengan pola historisnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 secara triwulanan mengalami penurunan menjadi -0,22 persen (qtq) dari triwulan sebelumnya sebesar 0,05 persen (qtq). (wie)