Piutang Perusahaan Pembiayaan Sumut Rp23,04 Triliun

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Pada Maret 2024, tercatat pertumbuhan sebesar 13,46 persen yoy (Desember 2023: 16,24 persen), dengan total piutang mencapai Rp23,04 triliun.

“Nilai piutang oleh perusahaan pembiayaan masih melanjutkan tren pertumbuhan meskipun mulai melandai,” kata Khoirul Muttaqien, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara Sabtu (20/7/2024).

Muttaqien menyebut andil pembiayaan yang produktif terus mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 43,44 persen (Maret 2023: 41,74 persen), dengan dukungan dari pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing bertumbuh sebesar 20,25 persen yoy dan 15,67 persen yoy.

Sementara itu, risiko yang terkait dengan perusahaan pembiayaan tetap terkendali dengan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) masih dapat ditahan dalam level yang terjaga sebesar 2,07 persen.

Pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Maret 2024 bertumbuh sebesar 14,24 persen yoy (Desember 2023: 11,51 persen yoy), dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp415 miliar (Desember 2023: Rp385 miliar).

Sementara itu, tambah Muttaqien, kinerja dari fintech peer to peer (P2P) lending hingga April 2024 terus menunjukkan pertumbuhan, dengan outstanding pinjaman tumbuh sebesar 40,24 persen yoy (Desember 2023: 29,89 persen yoy) yang mencapai jumlah Rp1,95 triliun.

Risiko yang terkait dengan pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) tetap berada pada level yang aman yakni sebesar 1,56 persen (Desember 2023: 1,99 persen).

Menurut Muttaqien, pertumbuhan ini menandakan adanya peningkatan inklusi keuangan, dengan teknologi yang memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh institusi keuangan konvensional.

“Perkembangan ini tidak hanya membantu individu tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM,” kata Muttaqien.

Penyaluran pembiayaan/pinjaman yang dilakukan oleh entitas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang berkantor pusat di Sumatera Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 9,37 persen yoy pada bulan Mei 2024. Sementara itu, penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp6,06 miliar dengan pertumbuhan 28,93 persen yoy.

“Berdasarkan target demografi, LKM lebih mengarahkan fokusnya pada pengembangan komunitas berpendapatan rendah yang produktif, sehingga memiliki jumlah pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan entitas finansial lainnya,” jelas Muttaqien. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *