MEDAN (Berita): Inisiatif Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara melalui program pengembangan komoditas sawit, baik dari sisi perkebunan rakyat melalui Skema Pengembangan Sawit Rakyat (SERAYA) maupun perkebunan korporasi.
“Skema ini semakin memperkuat peran subsektor ini dalam mendorong penyaluran kredit produktif,” kata Khoirul Muttaqien,
Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, sektor Listrik, Gas, dan Air masih menjadi sector dengan pertumbuhan kredit yang tertinggi selama 2025, mencapai 144,59 persen yoy, menjadikannya sumber utama
pertumbuhan kredit terbesar ketiga di Sumatera Utara setelah sebelumnya memiliki
pangsa yang tidak signifikan.
Lonjakan ini didorong oleh peningkatan investasi pada proyek subsektor Uap/Air
Panas di Kabupaten Deli Serdang serta beberapa proyek ketenagalistrikan di Kota
Medan yang membutuhkan pembiayaan besar.
“Pertumbuhan pesat di sektor ini
mencerminkan peningkatan kebutuhan infrastruktur energi di Sumatera Utara, baik
untuk mendukung industri maupun memperluas akses energi bagi masyarakat,” jelas Muttaqien.
Upaya memperluas akses pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan.
Hingga Februari 2025, total kredit yang disalurkan kepada UMKM di Sumut mencapai Rp80,96 triliun, tumbuh 2,87 persen yoy.
Sebagian besar kredit dialokasikan ke segmen Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang
menyumbang 79,92 persen dari total kredit dengan pertumbuhan 4,69 persen yoy.
Sementara itu, segmen Usaha Menengah berkontribusi 20,08 persen terhadap total
kredit UMKM. Penyaluran kredit ini didominasi oleh sektor perdagangan, perkebunan
kelapa sawit, dan pertanian padi, yang berperan penting dalam mendukung
produktivitas dan penguatan sektor riil di Sumatera Utara.
Penyaluran kredit konsumtif terus menunjukkan tren peningkatan, berkontribusi
signifikan terhadap pemulihan pertumbuhan kredit di Sumatera Utara. Hingga Februari 2025, kredit konsumtif tercatat mencapai Rp88,70 triliun, tumbuh 13,47 persen yoy.
“Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan konsumen dan akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan,” kata Muttaqien.
Ia menilai stabilnya tren pertumbuhan kredit konsumtif dalam setahun terakhir menunjukkan perbaikan daya beli masyarakat serta pemulihan ekonomi yang semakin solid.
Pertumbuhan kredit konsumtif didorong oleh peningkatan kredit rumah tangga lainnya dan multiguna, yang tumbuh 16,42 persen yoy, serta kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 7,12 persen yoy dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) yang naik 12,98 persen yoy.
Tren ini mencerminkan solidnya konsumsi rumah tangga di Sumatera Utara, yang
mendapat dorongan dari penyelenggaraan PON serta insentif makroprudensial yang
berlanjut, seperti kelonggaran uang muka hingga 0 persen, insentif pembelian
kendaraan listrik, dan program subsidi tiga juta rumah.
“Kombinasi faktor ini semakin memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan kredit di sektor konsumsi,” kata Muttaqien.
Kualitas kredit perbankan di Sumatera Utara pada Februari 2025 tetap terjaga dalam
batas yang sehat. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing
Loan/NPL) net yang tercatat sebesar 0,82 persen, mengalami sedikit kenaikan
dibandingkan posisi Desember 2024 yang sebesar 0,73 persen.
Sementara itu, rasio NPL gross tercatat sebesar 1,69 persen, meningkat tipis dari 1,58
persen pada akhir 2024, namun lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya yang sebesar 1,96 persen.
Indikator risiko kredit lainnya, yaitu Loan at
Risk (LaR), menunjukkan perbaikan yang signifikan, turun menjadi 6,35 persen dari
8,17 persen pada Februari 2024.
“Penurunan LaR ini didorong oleh berkurangnya kredit restrukturisasi, yang mengindikasikan pemulihan kualitas aset perbankan serta penguatan dalam pengelolaan risiko kredit,” jelasnya. (wie)