MEDAN (Berita): Dalam program Agen Inklusi Keuangan, ketujuh desa wisata di Sumatera Utara telah memiliki minimal 1 agen Lakupandai.
Terdapat juga program UMKM Naik Kelas yang secara akumulasi (Januari sampai September 2023), telah tersalurkan total kredit/ pembiayaan di 7 Desa Wisata/inklusi sebesar Rp10,9 miliar kepada 1.321 debitur.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara Wan Nuzul Fachri mengatakan hal itu Kamis (1/2/2024).
Dalam program Pelajar Inklusif, telah dilakukan sosialisasi terkait dengan produk tabungan pelajar/SimPel ke sekolah-sekolah di desa wisata dalam rangka meningkatkan jumlah pelajar yang memiliki rekening tabungan. Hingga September 2023, terdapat 84.842 rekening pelajar di 7 desa wisata dengan total nominal tabungan Rp8,6 miliar.
Perkembangan TPAKD
Wan Nuzul menambahkan dalam hal lain, OJK terus mendorong peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sebagai forum koordinasi untuk mempercepat perluasan akses keuangan regional guna mendukung pemerataan pemahaman literasi dan inklusi keuangan di wilayah Sumatera Utara.
Dalam upaya untuk menggerakkan roda pembangunan dan mendorong pengembangan sistem keuangan inklusif di pedesaan secara masif dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, TPAKD Sumatera Utara melaksanakan program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) desa wisata.
Program ini bertujuan mengembangkan potensi desa wisata melalui pendekatan kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak yang terlibat untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh desa, termasuk potensi fisik, alam, manusia, sosial, dan finansial dengan didukung ketersediaan dan pemanfaatan produk/layanan keuangan.
Pada 2023, TPAKD Sumatera Utara telah mengidentifikasi 7 desa wisata sebagai piloting program EKI desa wisata yang terdiri dari Desa Timbang Jaya di Kabupaten Langkat, Desa Lolo Golu di Kabupaten Nias Barat, Desa Sidodadi dan Desa Pematang Johar di Kabupaten Deli Serdang, Desa Budaya Lingga di Kabupaten Karo, Desa Karang Anyar di Kabupaten Simalungun, dan Desa Lumban Bulbul di Kabupaten Toba.
Hingga September 2023, implementasi program EKI desa wisata telah berlangsung secara berkelanjutan dengan berbagai kegiatan dan subprogram kerja.
Dalam program Klaster Unggul, dilakukan penjajakan dengan pihak bank dan offtaker untuk penetrasi beberapa komoditi unggulan yang dilaksanakan di desa wisata.
Hingga September 2023, terdapat total 4 Klaster yang telah terbentuk di desa wisata di Sumatera Utara yaitu klaster petani padi di Desa Pematang Johar, klaster usaha dagang untuk usaha bengkel dan kelontong di Desa Sidodadi Ramunia, klaster jagung di Desa Sidodadi, dan klaster sayur mayur di Desa Bagot.
Dengan moto 3K (Komitmen, Kolaborasi, dan Keberlanjutan), pengembangan EKI di 7 desa wisata di Sumatera Utara diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional yang berkelanjutan yang tercantum dalam 18 poin Sustainable Development Goals (SDGs) Desa yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. (wie)