ARLINGTON, VIRGINIA, AS (Berita): Hari ini, Badan Perdagangan dan Pengembangan Amerika Serikat (USTDA) memberikan hibah kepada PT Super Sistem Data (Super Sistem) untuk studi kelayakan guna mendukung pembangunan sistem kabel serat optik bawah laut domestik untuk Indonesia.
Siaran pers yang diterima dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Kamis (13/7) mengatakan kerjasama itu akan menambah kapasitas internet pita lebar (broadband) kritis di daerah terpencil dan tertinggal di Indonesia. Super Sistem memilih APTelecom yang berbasis di Florida untuk melakukan penelitian.
“Kemitraan kami dengan Super Sistem akan mendorong salah satu tujuan utama pembangunan ekonomi dan konektivitas di Indonesia. Meningkatkan akses ke konektivitas yang terjangkau merupakan prioritas bagi USTDA di Indonesia dan negara-negara mitra lainnya di seluruh dunia,” ujar Direktur USTDA Enoh T. Ebong.
“Investasi dalam infrastruktur digital ini akan menciptakan peluang bagi perusahaan Amerika Serikat dan mitra teknologi tepercaya untuk menawarkan solusi di pasar telekomunikasi yang penting.”
Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia, dengan lebih dari 274 juta penduduk yang tersebar di 17.000 pulau, dan pusat-pusat utama populasi dipisahkan oleh lautan sepanjang ratusan kilometer.
Sistem kabel ini, yang disebut Barat Timur Indonesia (BTI), akan menghubungkan Batam, Jakarta, dan Manado; mencakup tujuh stasiun pendaratan; dan memiliki panjang gabungan lebih dari 4.700 kilometer. Studi ini akan menyediakan Super Sistem dengan analisis, desain, dan rencana yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem kabel.
“Sistem Kabel BTI merupakan bukti komitmen kami terhadap Indonesia yang terhubung dan makmur. Sistem Kabel BTI kami lebih dari sekadar upaya memperluas jaringan yang sudah ada. Ini merupakan lompatan maju yang signifikan dalam hal kapasitas, keandalan, dan jangkauan,” ujar Pejabat Eksekutif Utama Super Sistem Kelvan Firman.
“Dengan menerapkan teknologi mutakhir dari pemasok tepercaya, kami mendorong batasan akan apa yang mungkin dilakukan dalam ranah komunikasi bawah laut.”
Seperti yang kita ketahui, katanya, kabel bawah laut adalah tulang punggung infrastruktur internet global kita. “Di Indonesia, kabel ini memainkan peran penting dalam menghubungkan satu pulau dengan pulau-pulau lainnya dan dengan seluruh dunia,” ujar Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim.
“Kami bangga dapat bermitra dengan Super Sistem untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan menyediakan kapasitas dan kemampuan untuk mengakses internet secara aman bagi bisnis, kementerian, dan masyarakat Indonesia melalui sistem yang sepenuhnya dibuat oleh vendor-vendor tepercaya,” kata Dubes Kim.
“Kami sangat senang menjadi bagian dari inisiatif penting di salah satu pasar telekomunikasi dengan pertumbuhan tercepat di dunia,” ujar Pejabat Eksekutif Utama APTelecom Eric Handa.
Permintaan akan data terus meningkat, apalagi di Indonesia. Banyak operator terkemuka dunia, layanan media over-the-top, dan pemain jaringan pengiriman konten mencari cara yang lebih baik untuk melayani pasar Indonesia, dan Super Sistem adalah pilihan logis untuk kebutuhan konektivitas.
Dukungan USTDA terhadap proyek ini memajukan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment, atau PGII) dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework, atau IPEF), dengan tujuan mengembangkan, memperluas, dan menerapkan infrastruktur digital yang aman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memfasilitasi masyarakat digital yang terbuka.
Badan Perdagangan dan Pengembangan Amerika Serikat (USTDA) membantu perusahaan menciptakan pekerjaan di AS melalui ekspor barang dan jasa AS untuk proyek infrastruktur prioritas di negara-negara berkembang.
USTDA menghubungkan bisnis AS dengan peluang ekspor dengan mendanai persiapan proyek dan kegiatan pembangunan kemitraan yang mengembangkan infrastruktur berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra. (wie)