WASHINGTON, SYDNEY (Berita): Amerika Serikat dan sekutunya mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ukraina guna menghindari invasi Rusia, termasuk kemungkinan serangan udara, yang menurut Washington pada Jum’at (11/2) dapat terjadi kapan saja.
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina tetapi menyangkal rencana untuk menyerang.
Pejabat AS, sementara mendesak untuk diplomasi, mengatakan Rusia dapat menyerang sebelum berakhirnya Olimpiade Musim Dingin pada 20 Februari dan mungkin berusaha untuk merebut ibu kota Kyiv dan kota-kota lain.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan orang Amerika tidak dapat mengharapkan evakuasi militer jika mereka tetap di Ukraina dan harus pergi dalam waktu 48 jam.
“Kami terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina,” kata Sullivan kepada wartawan. “Kami berada di jendela ketika invasi bisa dimulai kapan saja.”
“Jika serangan Rusia di Ukraina berlanjut, kemungkinan akan dimulai dengan pemboman udara dan serangan rudal yang jelas dapat membunuh warga sipil tanpa memandang kebangsaan mereka,” katanya.
Sementara itu, pada Minggu (13/2) Australia melalui PM Scott Morrison, mengatakan sedang mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv karena situasi di perbatasan Rusia-Ukraina memburuk dengan cepat.
Staf kedutaan Australia di Kyiv diarahkan ke kantor sementara di Lviv, sebuah kota di Ukraina barat, sekitar 70 kilometer (44 mil) dari perbatasan dengan Polandia, kata Menteri Luar Negeri Marise Payne dalam sebuah pernyataan.
Australia mengimbau warganya untuk segera meninggalkan Ukraina secepatnya dengan cara komersial.
Dilansir dari Reuters, Morrison mengatakan bahwa situasinya “mencapai tahap yang sangat berbahaya” dan menambahkan bahwa “tindakan sepihak otokratis Rusia untuk mengancam dan menggertak Ukraina adalah sesuatu yang sepenuhnya dan sama sekali tidak dapat diterima.”
Australia dan Selandia Baru menjadi negara terbaru yang mendesak warganya untuk pergi sesegera mungkin, bergabung dengan Inggris, Jepang, Latvia, Norwegia, dan Belanda. (rtr/cika)