BANDA ACEH (Berita): Amerika Serikat, bermitra dengan Museum Tsunami Aceh, meresmikan pameran inovatif bertajuk “Kemitraan yang Tangguh” untuk memperingati 20 tahun Tsunami Samudra Hindia 2004.
Siaran pers yang diterima dari Humas Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Jakarta menyebutkan hal itu Rabu (13/11/2024).
Pameran ini mengisahkan perjalanan pemulihan dan rekonstruksi yang luar biasa setelah terjadinya salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah – yang menewaskan lebih dari 160.000 jiwa di Indonesia – dan menunjukkan kemitraan berkelanjutan antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Pameran ini dibuka untuk umum mulai dari 10 November 2024 dan menawarkan narasi yang menarik tentang ketahanan manusia, solidaritas internasional, dan upaya pemulihan berkelanjutan.
Melalui tampilan visual, artefak, dan elemen interaktif, pameran ini menjadi dokumentasi bagaimana Amerika Serikat, melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, Departemen Pertahanan, dan lembaga lainnya, memberikan bantuan senilai lebih dari 400 juta dolar AS yang memberikan dampak terhadap kehidupan lebih dari 580.000 warga Aceh setelah bencana.
“Dua dekade lalu, saat tsunami menerjang Aceh, Amerika Serikat berdiri bahu-membahu dengan Indonesia,” kata Jeff Cohen, Direktur USAID. “Sekarang, pameran ini mengenang mereka yang hilang, sekaligus merayakan semangat luar biasa masyarakat Aceh dan dampak kuat dari kemitraan internasional.
“Rekonstruksi Aceh merupakan salah satu upaya pemulihan bencana paling sukses dalam sejarah modern, yang menunjukkan apa yang bisa kita capai saat kita bekerja bersama,” tambah Cohen.
Sebagai bagian dari pembukaan pameran, USAID menayangkan perdana tiga film dokumenter mini yang menyoroti berbagai aspek perjalanan menuju pemulihan dan dampak jangka panjang dari kemitraan kedua negara.
Tiga film dokumenter ini berfokus pada dampak jalan penting Banda Aceh-Calang sepanjang 146 kilometer, revitalisasi industri kopi Gayo di Aceh, dan perkembangan kemampuan penanggulangan bencana Indonesia yang luar biasa.
“Dengan penuh khidmat, hari ini kita mengenang sebuah peristiwa yang tidak hanya menguji ketangguhan Aceh, tetapi juga menggerakkan dunia untuk bersatu dalam solidaritas dan kepedulian,” kata Penjabat Gubernur Aceh Dr Safrizal.
Pameran “Kemitraan yang Tangguh” dan pemutaran perdana dokumenter mini “20 Tahun Kemudian” dihadirkan di sini untuk mengingatkan kita akan tragedi besar yang pernah menimpa tanah rencong, Aceh.
“Namun dibalik kesedihan dan kehilangan itu, kita juga diingatkan akan kekuatan dan ketangguhan yang muncul dari kebersamaan berbagai pihak di masa-masa sulit itu,” kata Safrizal lagi.
Ia menambahkan film dokumenter yang ditampilkan di sini merupakan penghormatan atas upaya kolaboratif yang telah dicapai melalui kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta negara-negara sahabat lainnya, dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi.
Pameran ini menunjukkan bagaimana kemitraan AS-Indonesia telah berkembang melampaui upaya bantuan langsung dan mencakup program pemulihan yang berdampak pada setiap sendi kehidupan termasuk pembangunan infrastruktur penting, pemulihan aktivitas ekonomi, dan pengembangan sistem manajemen bencana yang kuat serta kemampuan peringatan dini.
Pameran “Kemitraan yang Tangguh” terbuka untuk umum hingga Juni 2025 di Museum Tsunami Aceh.(wie)